Latest News

Friday, February 25, 2011

HARUSKAH NAMA YAHWEH DIGUNAKAN? SEBUAH PERDEBATAN ANTARA ALBERT RUMAMPUK VS PDT. TEGUH HINDARTO M.Th [PART 2]

Ini adalah bagian kedua dari seri perdebatan tentang nama Tuhan (Yahweh) yang diharuskan oleh para pemuja nama tersebut. Disini kami akan mendebatkan soal bahasa asli Perjanjian Baru, dsb, termasuk tanggapan saya atas literatur yang digunakan Pdt. Teguh Hindarto dan dusta yang disebarkannya lewat situs Messianic Indonesia. 


BAHASA ASLI PERJANJIAN BARU

Teguh Hindarto:

Justru saya balik bertanya apakah ada rumus yang mengatakan bahwa nama YHWH bisa/boleh digantikan oleh nama yang lain? Jika jawaban Anda YA, tolong berikan alasan dan argumentasi Anda.

Albert Rumampuk:

Anda bertanya mengenai apakah ada rumus bahwa nama YHWH bisa diganti? Wah rupanya anda belum membaca note saya ya pak? Silahkan baca kembali�

Teguh Hindarto:

Anda hanya mendalilkan pada dua hal yang Anda anggap sebagai rumus bahwa nama YHWH bisa diganti dengan nama lain yaitu (1) Kitab Septuaginta yang menuliskan nama YHWH dengan KURIOS (2) Kitab Perjanjian Baru Yunani yang menuliskan KURIOS saat mengutip Kitab PL. Anda menyalahpahami keberadaan 2 kitab tersebut dan membuat dalil sendiri bahwa nama YHWH boleh diganti.

Anda lupa, Kitab TaNaKh Masoretik tidak mengganti nama YHWH. Nama itu tetap dituliskan. Bahkan Kitab Perjanjian Baru berbahasa Aramaik menuliskan nama YHWH dengan sebutan MAR-YAH. Anda harus paham bahwa Kitab Perjanjian Baru Yunani adalah salinan dan terjemahan atas ucapan dan kisah kehidupan Yesus dalam bahasa Ibrani sebagaimana disitir Papias. Kitab Perjanjian Baru versi Yunani TIDAK MEMBUKTIKAN bahwa Yesus bercakap-cakap dengan bahasa Yunani dan membaca Torah dalam bahasa Yunani. Kitab Perjanjian Baru Yunani hanya melaporkan dalam bahasa Yunani ucapan dan kisah kehidupan Yesus kepada bangsa-bangsa di luar Yerusalem. Dalam kajian Christopher Lancaster berjudul WAS THE NEW TESTAMENT REALLY WRITTEN IN GREEK? Anda dapat melihat bukti-bukti bahwa Kitab Perjanjian Baru Yunani merupakan salinan dari Peshitta Aramaic dan banyak keliru melakukan terjemahan atas bahasa Aramaik (sekalipun kebanyakan teolog mengasumsikan bahwa Peshitta adalah terjemahan Abad 3-5 Ms)
http://www.aramaicpeshitta.com/downloadbook.htm

Ketika Indonesia dijajah belanda, para pemimpin pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia tetap berkomunikasi dalam bahasa melayu dan bahasa daerah. Sekalipun banyak buku mengenai Indonesia ditulis dalam bahasa Belanda dan dibaca oleh orang-orang Belanda, tidak membuktikan bahwa komunikasi yang terjadi dalam kisah yang dilaporkan adalah dalam bahasa Belanda. Demikian pula dengan kisah kehidupan Yesus dalam Kitab Perjanjian Baru Yunani, hanyalah salinan dari kisah yang telah beredar dan ditulis dalam bingkai semitik, entahkan dalam bahasa Ibrani atau bahasa Aramaik.

Dengan mempertimbangkan Yohanes 17:6 dan pemahaman Yahudi/Yudaisme mengenai nama YHWH, sangat mungkin Yesus mengucapkan dan mengajarkan nama Yahweh. Sekalipun nama Yahweh tidak diucapkan, thoh mereka mengerti bahwa nama Tuhan adalah Yahweh.

Dengan demikian GUGURLAH apa yang Anda salah pahami sebagai dalil dan bukti KEHARUSAN Nama Yahweh diganti, karena Kitab Perjanjian Baru Yunani mengacu pada Septuaginta saat menuliskan Yahweh dengan Kurios. Dan ini bukan petunjuk boleh tidaknya nama Yahweh diganti melainkan pengaruh pemikiran Yudaisme paska pembuangan Babilon yang menghindari penyebutan nama Yahweh secara lisan dan mengimbas dalam tradisi penulisan dan penyalinan Kitab Suci.

Albert Rumampuk:

Kitab Tanakh adalah kitab Perjanjian Lama, jadi tak ada yang salah jika nama YHWH dipertahankan. Anda mendasari pada PB Aramaik? Saya tanya kapan PB Aramaik itu ditulis dan bagian mana (ayat yang mana) yang dalam PB ada kata YHWH? Jika anda tak mengklaim bahwa PB itu aslinya Aram, maka tak ada salahnya jika PB Aram menuliskan kata YHWH. Di kalimat anda yang terakhir dikatakan bahwa PB Yunani merupakan salinan dari Peshitta Aramaic dan bahkan keliru dalam terjemahannya. Saya tanya sekali lagi menurut anda kapan versi Aramaic itu di tulis dan apakah versi itu memuat seluruh kitab dalam PB (Matius � Wahyu) ? Silahkan dijawab dengan menuliskannya di komentar anda disini dan jangan hanya memberi linknya saja.

Analogi yang anda berikan itu bagus. Adanya buku Indonesia yang ditulis dalam bahasa Belanda, tidak membuktikan bahwa komunikasi sehari-harinya adalah bahasa Belanda, itu benar. Tetapi dari analogi anda itu, lalu ditarik kesimpulan bahwa PB adalah aslinya dari Ibrani atau Aram? Apa hubungannya? Perlu anda ketahui, bahasa Yunani adalah bahasa �dunia� dan saat Romawi menjajah, mereka tak membuang bahasa itu, tapi justru menggunakannya sekalipun bahasa Aram juga digunakan. Saya tak perduli bahasa apa yang digunakan Yesus dan para rasul saat berkomunikasi, yang terpenting adalah: pada saat para rasul menulis PB, mereka menuliskannya dalam bahasa Yunani yang merupakan bahasa yang digunakan secara umum pada masa Yesus dan para rasul!

Diatas sudah saya buktikan bahwa anda telah melakukan EISEGESIS pada Yoh 17:6, silahkan di tanggapi. Anda sendiri mengakui bahwa sejak pulang dari pembuangan di Babel, orang Yahudi sudah tidak lagi mengucapkan nama itu, bahkan �pelarangan� mengucapkan nama itu, menurut anda sudah ada sejak sebelum abad pertama Masehi, lalu bagaimana mungkin Yesus tiba-tiba mengucapkan atau bahkan mengajarkan nama YHWH? Bukankah berarti anda telah melakukan suatu pemaksaan kehendak yang tidak berdasar?? Anda bukan saja menentang seluruh Perjanjian Baru yang sama sekali tidak mencantumkan nama YHWH, tapi juga telah menentang sejarah!

Teguh Hindarto:

Menurut para teolog yang mendalilkan bahwa PB Yunani mula pertama ditulis Yunani, mereka meletakkan Peshitta Aramaic sebagai terjemahan naskah Yunani dari Abad 3-5 Ms. Namun jika Anda membaca link yang saya maksudkan (jangan memberikan pernyataan membosankan dengan mengatakan �jangan hanya memberi link saja�. Baca�sekali lagi baca�.) disitu dikaji berbagai bukti-bukti (sebagaimana yang Anda tanyakan) bahwa Kitab Perjanjian Baru Yunani sebenarnya menerjemahkan naskah Peshitta Aramaik. Para penerjemah tersebut disebut Zorba. Karena diskusi kita tidak memfokuskan diri pada topik dalam bahasa apa Kitab Perjanjian Baru disusun? Maka saya hanya menyertakan link saja untuk Anda baca dengan seksama.

Saya akan transliterasikan Markus 12:29 dari Peshitta Aramaic (sayang tidak ada sarana software yang menampilkan bahasa Aramaik) sbb: �SHAMA ISRAIL MAR-YAH ELAHIN MAR-YAH KHAD HU�. Perhatikanlah doa jemaat Mesias dalam Kisah Rasul 4:24 sbb:

�Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Tuhan, katanya: "Ya Yahweh, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya�. Dalam bahasa Aramaik sbb: ��QALAHUN LUT ELAHA WAMARU: MAR-YAH ANAT HU ELAHA D�AVDAT SAM�A WAAR�A WA YAMAMA WEKAL D�AIT BAHUN�. Perhatikan sapaan MAR-YAH yang dilekatkan dengan ELAHA

Sekalipun saya tidak memegang teori Kitab PB ditulis dalam bahasa Aramaik melainkan Ibrani, namun saya tetap mempertimbangkan teori- teori latar belankang semitik termasuk Ibrani dan Aramaik.
Nah, silahkan Anda meluangkan waktu membaca buku berikut:
WAS THE NEW TESTAMENT REALLY WRITTEN IN GREEK? Christopher Lancaster http://www.aramaicpeshitta.com/downloadbook.htm http://www.aramaicpeshitta.com/downloadbook.htm

Namanya saja analogi. Analogi adalah sebuah perbandingan untuk memudahkan sebuah penjelasan. Silahkan Anda menalar sendiri fakta-fakta yang tersedia. Yesus adalah Yahudi (Ibr 7:14), Berbicara dalam bahasa Yahudi (�Efata� {terbukalah, Mrk 7:34}, �Talita kumi� {anak gadis, bangunlah, Mrk 5:41}, �Eli-Eli lama sabakhtani� {El-ku,El-ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Mat 27:46}. Bahkan rasul Paul berbicara dalam bahasa Yahudi (Kis Ras 21:40 dan 26:14). Naskah Yunani menyebutnya dengan �Hebraidi Dialektoon�. Apa yang dimaksudkan dengan �Hebraidi Dialektoon�? Mengutip pandangan J.M. Grintz dalam Journal of Biblical Literatur, 1960, D. Bivin dan R. Blizzard mengatakan sbb: �Penyelidikan atas tulisan Yosephus (ahli sejarah bangsa Yahudi Abad I Ms, red) menunjukkan tanpa keraguan bahwa kapan saja Yosephus menyebut �glota Ebraion� (lidah Ibrani) dan �Ebraion dialekton� (dialek Ibrani) dia selalu memaksudkan artinya, �bahasa Ibrani� dan bukan bahasa lain� (Understanding the Difficult Word of Jesus, 2001, p.42).

Jika memang benar Yesus dan para rasul berbahasa Ibrani, mengapa Kitab Perjanjian Baru menuliskan ajaran Yesus dan para rasul dalam bahasa Greek/Yunani? Pada mulanya, naskah-naskah ajaran Yesus dituliskan dalam bahasa Ibrani, kemudian berkembang dan diterjemahkan dalam bahasa Yunani. Menurut kesaksian Epiphanius (350 Ms) yang mengutip perkataan Papias (150-170) yang hidup tidak lama setelah zaman para rasul, mengatakan: �Matius menyusun perkataan-perkataan tersebut dalam dialek Ibrani dan orang lain menerjemahkannya semampu mereka� (Panarion 29:9:4)

Apa arti pernyataan di atas? Bahwa para rasul pada mulanya menuliskan perkataan dan ajaran Yahshua dalam bahasa Ibrani, kemudian untuk kepentingan pemberitaan Kabar Baik, maka kitab itu diterjemahkan dalam bahasa Yunani. Mengapa dalam bahasa Yunani? Karena bangsa Yahudi pada waktu itu menjadi wilayah yang di bawah kepenguasaan Romawi dengan bahasa nasional Yunani Koine. Penulisan Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani, mengacu kepada naskah TaNaKh (Torah, Neviim, Kethuvim) yang diterjemahkan dalam bahasa Yunani, yang dinamakan Septuaginta.

Dalam teori Kritik Sumber ada aneka ragam teori al., Hipotesis Agustinus yang mengatakan bahwa Lukas mengambil dari sumber Matius dan Markus dan Markus mengambil sumber dari Matius. Sementara Hipotesis Griesbach menyatakan Markus mengambil sumber dari Matius dan Lukas dan Lukas mengambil sumber dari Matius.

Nah, teori yang dikembangkan Robert Lindsey menyatakan bahwa sumber penulisan naskah Yunani Matius, Markus, Lukas bersumber dari �biografi Ibrani� (yang menurut bahasa Papias dengan sebutan LOGIA dan teolog modern menyebutnya �Injil Q�) kemudian diterjemahkan dalam bahasa Yunani, kemudian dibuat sebuah antologi kemudian rekonstruksi pertama sebelum menjadi naskah-naskah yang diterjemahkan dalam Injil Sinoptik bahasa Yunani. Lindsey berpendapat bahwa Matius-Markus-Lukas secara bersama mengambil naskah antologi dalam bahasa Yunani sebagai sumber dan Matius mengambil sumber dari Markus dan Markus mengambil sumber dari Lukas. Teori pelik ini dapat Anda baca dalam artikel berikut:
A New Solution to the Synoptic Problem David Bivin http://www.jerusalemperspective.org/default.aspx?Tabid=27&CatID=8

Sekalipun masih berupa teori, namun didukung data-data yang valid.Dan dugaan bahwa Kitab Perjanjian Baru semula ditulis dalam bahasa Ibrani, harus dipertimbangkan dan diperdalam sebagai sebuah kajian teologi khususnya Kritik Sumber.

Demikian pula jika melihat latar belakang Yahudi para rasul dan penulis Kitab Perjanjian Baru semuanya berlatar belakang Semitik. Jangan tergesa-gesa mengatakan Lukas adalah seorang Yunani jika Kitab Lukas berbahasa Yunani pun mencerminkan struktur dan idiom semitik di dalamnya. Anda harus banyak belajar hal-hal yang belum pernah Anda dengar dan jangan memutlakan satu pemahaman dan tidak memperdulikan penemuan lainnya.

Michael D. Marlowe dalam artikelnya, �The Semitic Style of the New Testament� (http://www.bible-researcher.com/): menjelaskan sbb: Meskipun bahasa Kitab Perjanjian Baru secara mendasar adalah bahasa koine atau bahasa Yunani yang umum dipergunakan saat kitab ini dituliskan, namun para penulis Kitab Perjanjian Baru, menuliskan dalam corak Hebraik atau Semitik yang tidak sepenuhnya bersifat idiomatik Yunani. Karakter bercorak khas ini meliputi beberapa bagian seperti, tata bahasa, kalimat, arti kata dan ciri-ciri yang bersifat retorika suatu naskah. Contoh-contoh khusus corak khas ini, secara kebahasaan dinamai Hebraism atau secara lebih luas, Semitism (sebuah istilah yang meliputi pengaruh-pengaruh Aramaik sebagaimana pula Ibrani).

Yang menarik, informasi dalam Talmud mengatakan demikian: �Four languages are of value: Greek for song, Latin for war, Aramaic for dirges (nyanyian penguburan), and Hebrew for speaking�(Jerusalem Talmud, Tractate Sotah 7:2, 30a). Nah, bahasa Yunani adalah untuk nyanyian. Dan Kitab Perjanjian Baru Yunani adalah TERJEMAHAN dari sumber-sumber semitik.

Albert Rumampuk:

Nah, anda sendiri setuju bahwa Peshitta ditulis Abad 3-5 dan merupakan terjemahan dari naskah Yunani, lalu mengapa masih menggunakan versi itu sebagai dasar argument anda? Anda juga melihat sumber lain yang mengatakan: �Peshitta merupakan sumber penerjemahan bagi Kitab Perjanjian Baru versi Yunani�? Dari sini, saya tetap menilai bahwa anda sendiri TIDAK YAKIN dengan PASTI bahwa PB itu ditulis dalam Aramaic, lalu mengapa masih menggunakan versi itu sebagai acuannya?

Yang tertulis di versi Aramaic itu adalah Mar-YAH, sekalipun anda mengartikan kata �YAH� itu sebagai Yahweh, tapi versi itu masih diragukan oleh anda sendiri bahkan oleh mayoritas Teolog / penafsir dan para ahli KS! Misalnya versi itu sendiri ditulis pada abad 5, berikut salah satu kutipan dari wiki:

�The Old Testament of the Peshitta was translated from the Hebrew, probably in the 2nd century AD. The New Testament of the Peshitta, which originally excluded certain disputed books (2 Peter, 2 John, 3 John, Jude, Revelation), had become the standard by the early 5th century.�

�Unlike the Greek canon, the Peshitta did not contain the Second Epistle of Peter, the Second Epistle of John, the Third Epistle of John, the Epistle of Jude and the Book of Revelation�

Almost all Syriac scholars agree that the Peshitta gospels are translations of the Greek originals. A minority viewpoint (see Aramaic primacy) is that the Peshitta represent the original New Testament and the Greek is a translation of it. The type of text represented by Peshitta is the Byzantine. In a detailed examination of Matthew 1-14 Gwilliam found that the Peshitta agrees with the Textus Receptus only 108 times and with Codex Vaticanus 65 times, while in 137 instances it differs from both, usually with the support of the Old Syriac and the Old Latin, in 31 instances is stands alone.[5]http://en.wikipedia.org/wiki/Peshitta

Perjanjian Lama dari Peshitta diterjemahkan dari bahasa Ibrani, sekitar abad ke 2M. Perjanjian Baru dari Peshitta, pada awal abad ke-5. Berbeda dengan kanon Yunani, Peshitta tidak mengandung Surat Kedua Petrus, Surat Kedua Yohanes, Surat Ketiga Yohanes, Surat Yudas dan Kitab Wahyu. HAMPIR SEMUA SARJANA BAHASA SYRIA SEPAKAT BAHWA INJIL PESHITTA ADALAH TERJEMAHAN DARI PERJANJIAN BARU YUNANI. Peshitta sebagai asli Perjanjian Baru hanya diakui oleh kaum yang MINORITAS / SEDIKIT dan merupakan TERJEMAHAN YUNANI!

Ini baru satu kutipan saja, jika anda mau, saya akan beri juga sumber-sumber yang lain! Bagaimana anda bisa menggunakan versi yang baru diterjemahkan pada abad ke 5M jauh setelah kehadiran PB YUNANI???  Saya sarankan anda untuk jangan lagi menggunakan Peshitta sebagai dasar argumentasi anda jika tak ingin dikatakan goblok!

Diatas sudah sedikit saya jelaskan mengapa bahasa Yunani ada di antara kalangan Yahudi: "Perlu anda ketahui, bahasa Yunani adalah bahasa �dunia� dan saat Romawi menjajah, mereka tak membuang bahasa itu, tapi justru menggunakannya sekalipun bahasa Aram juga digunakan."

Nih buktinya:

Halley�s Bible Handbook: �A Greek translation of the old Testament called �The Septuagint�, made in 3rd century BC, was in common use in Jesus� day. Greek was the language in general use throughout the Roman world� (= Suatu terjemahan bahasa Yunani dari Perjanjian Lama disebut �Septuaginta� dibuat pada abad ke 3SM, digunakan secara umum pada jaman Yesus. YUNANI adalah BAHASA yang DIGUNAKAN secara UMUM di seluruh dunia Romawi) Hal 753-754.[By, Pdt. Budi Asali, M.Div]

�In addition, it has been surmised that Koine Greek was the primary vehicle of communication in coastal cities and among the upper class of Jerusalem, and Aramaic was prevalent in the lower class of Jerusalem, but not in the surrounding countryside.[24] After the suppression of the Bar Kokhba revolt, Judaeans were forced to disperse and many relocated to Galilee, so most remaining native speakers of Hebrew at that last stage would have been found in the north� http://en.wikipedia.org/wiki/Hebrew_language

Bahasa Yunani dan Aram adalah bahasa yang di gunakan pada jaman Yesus dan para rasul. Mengapa? Karena saat Romawi menjajah (146 SM - 476 M), mereka tidak membuang bahasa kekaisaran Babel (yang telah membuang mereka [Aram]) dan bahasa Yunani oleh kekaisaran Yunani. Kedua bahasa itu digunakan dan bahasa Ibrani perlahan-lahan mulai digantikan sebagai bahasa sehari-hari. Tetapi, saya tak perduli Yesus dan para rasul berbicara pake bahasa apa; Ibrani, Aram, atau Yahudi. Yang jelas saat kata2 Yesus itu ditulis dalam PB, maka itu ditulis dalam bahasa Yunani.

Pertanyaan saya sederhana saja: Tahun berapa PB Ibrani yang anda klaim sebagai original dari PB itu ditulis? Sebutkan nama2 versi Ibrani itu dan apa versi Ibrani itu memuat seluruh kitab dalam PB (Matius - Wahyu)?

Teguh Hindarto:

Wah�.wah�apa Anda tidak bisa membaca penjelasan saya di atas bahwa dalam TEORI Kritik Sumber, masih terjadi kontroversi mengenai sumber-sumber Ibrani, Aramaik dalam penulisan Kitab Perjanjian Baru? Saya sedang membicarakan TEORI bukan bukti material seperti Peshitta Aramaik.

Coba baca kembali penjelasan saya dan silahkan Anda mengeksplorasi dengan cara searching di google dan jangan bertanya dengan penuh ekspresi keluguan seperti di atas:

�Pada mulanya, naskah-naskah ajaran Yesus dituliskan dalam bahasa Ibrani, kemudian berkembang dan diterjemahkan dalam bahasa Yunani. Menurut kesaksian Epiphanius (350 Ms) yang mengutip perkataan Papias (150-170) yang hidup tidak lama setelah zaman para rasul, mengatakan: �Matius menyusun perkataan-perkataan tersebut dalam dialek Ibrani dan orang lain menerjemahkannya semampu mereka� (Panarion 29:9:4)

Teguh: Dalam teori Kritik Sumber ada aneka ragam teori al., Hipotesis Agustinus yang mengatakan bahwa Lukas mengambil dari sumber Matius dan Markus dan Markus mengambil sumber dari Matius. Sementara Hipotesis Griesbach menyatakan Markus mengambil sumber dari Matius dan Lukas dan Lukas mengambil sumber dari Matius.

Albert Rumampuk:

Apa salahnya jika saya bertanya dengan lugu? Apa itu dilarang dalam sekte anda? Tuh lihat, kesaksian Epiphanius itu hanya menjelaskan tentang kitab MATIUS. Bagaimana dengan Markus-Wahyu? Tahun berapa kitab-kitab itu ditulis dalam bahasa Ibrani? Berikut saya akan memberi data dari beberapa Commentary mengenai Injil Matius:

�Banyak orang telah menjelaskan pernyataan Papias sebagai mengacu kepada sebuah naskah asli berbahasa Aram yang kemudian diterjemahkan menjadi Injil Yunani yang kita miliki. Tetapi NASKAH YUNANI KITA TIDAK MENUNJUKKAN ADANYA TANDA-TANDA SUATU KARYA TERJEMAHAN, DAN TIDAK ADANYA BEKAS SUATU KATA ASLI DARI BAHASA ARAM MEMBUAT HIPOTESIS INI SANGAT MERAGUKAN. Goodspeed memperlihatkan secara panjang lebar bahwa menyebutkan suatu karya terjemahan berbahasa Yunani dengan menggunakan nama pengarang aslinya yang dari bahasa Aram bertentangan dengan kebiasaan di Yunani, sebab yang penting bagi orang Yunani hanya orang yang mengalihkan karya tersebut ke dalam bahasa Yunani. Sebagai contoh beliau mengutip Injil Markus (Injil ini tidak dinamakan Injil Petrus) dan Perjanjian Lama berbahasa Yunani yang dinamakan Septuaginta (tujuh puluh) menggunakan nama penerjemahnya, bukan memakai nama pengarang aslinya yang berbahasa Ibrani (E.J. Goodspeed, Mathew, Apostle and Evangelist, hlm 105, 106). Jadi Papias dipahami sebagai mengatakan bahwa Matius mencatat (dengan memakai cara menulis cepat?) khotbah-khotbah Yesus memakai bahasa Aram, dan kemudian mengambil dari catatan2 ini ketika ia menulis Injilnya yang berbahasa Yunani.� (The Wycllife Bible Commentary, hal 20).

�Pada masa itu selain Injil Matius yg sebenarnya, ada juga beredar Injil Ibrani yang beredar dan dilaporkan ditulis oleh Matius. Bapa2 gereja, percaya hal itu padahal itu salah. Tak ada dari mereka yang melihat Injil Matius asli dalam Ibrani, sekalipun mereka percaya akan hal itu!� (Pulpit Commentary)[From: Pdt.Budi Asali].

Silahkan dibaca baik-baik! Tidak ada bukti / tanda-tanda bahwa Injil Matius ditulis dalam bahasa Aram / merupakan karya terjemahan! Memang diakui bahwa Injil Matius �diperdebatkan� bahasa aslinya. Tapi menurut Pdt. Budi Asali, 26 kitab lain dalam PB selain Injil Matius, TIDAK DIPERDEBATKAN BAHASA ASLINYA, semua penafsir mengatakan itu ditulis dalam bahasa Yunani. Hanya para �penafsir� / �teolog� Yahwehisme yang mengatakan PB ditulis dalam bahasa Ibrani. Mengapa? Karena para penafsir Yahwehisme adalah penafsir palsu!

Teguh Hindarto:

Anda masih saja terlihat lamban berpikir dan tidak terbuka pada penemuan baru. Bukankah sudah saya suruh membaca rujukan mengenai unsur semitik dalam Kitab Perjanjian Baru? Kata-kata yang ditejemahkan dalam bahasa Yunani, sesungguhnya mengekpresikan kata-kata semitik. Kata �memecah roti� (klao) jika tidak memahami budaya semitik hebraik akan menimbulkan roti apa saja dan memecah sebagaimana layaknya memecah roti. Kata �berdoa� (proseuche) jika tidak memahami budaya semitik hebraik akan menimbulkan pemahaman sebatas mengucapkan kata-kata spontan pada Tuhan dimana saja, kapan saja dan dengan cara apa saja.

Silahkan rendah hati dan belajar perlahan-lahan artikel berikut:
CATALOGING THE NEW TESTAMENT HEBRAISM, by David Bivin
http://blog.jerusalemperspective.com/archives/000135.html http://blog.jerusalemperspective.com/archives/000136.html http://blog.jerusalemperspective.com/archives/000137.html http://blog.jerusalemperspective.com/archives/000138.html http://blog.jerusalemperspective.com/archives/000139.html

THE SEMITIC STYLE OF THE NEW TESTAMENT, by Michael D. Marlowe http://www.bible-researcher.com/

Teguh: Lagi-lagi Anda terlihat sangat konyol dengan memberikan pernyataan diatas. Apa Anda tidak membaca penjelasan saya sebelumnya?

�Sekalipun saya tidak memegang teori Kitab PB ditulis dalam bahasa Aramaik melainkan Ibrani, namun saya tetap MEMPERTIMBANGKAN teori- teori latar belakang semitik termasuk Ibrani dan Aramaik�
Saya seorang peneliti yang tidak diikat semata-mata oleh doktrin. Seorang peneliti akan mempertimbangkan semua data. Saya harus jujur bahwa teori PB Ibrani belum mendapatkan bukti materil berupa penemuan Kitab PB Ibrani selain pernyataan Papias mengenai adanya LOGIA IESOUS yang ditulis dalam bahasa Ibrani. Sementara Peshitta merupakan bukti materil yang tersedia. Oleh karennya saya mempertimbangkan sebagai data pendukung untuk membantah bahwa PB pertama kali dituliskan dalam bahasa Yunani, sekalipun saya tidak menyangkal otoritas PB Yunani.

Albert Rumampuk:

Nah, anda sendiri BELUM YAKIN dengan PASTI bahwa PB ditulis dalam Ibrani atau Aramaic, lalu bagaimana mungkin anda bisa dengan sesumbarnya MEMBANTAH bahwa PB tidak ditulis dalam bahasa Yunani? Anda katakan bahwa anda seorang peneliti? Hebat! Tunjukkan pada saya manuscript PB yang anda klaim berbahasa Ibrani itu? Mengenai Peshitta, akan saya buktikan dibawah, itu hanya terjemahan dari PB Yunani pada abad ke 5M. Wow, diatas anda sudah mengakui OTORITAS PB Yunani? Suatu kemajuan yang harus diapresiasi! Saya menganjurkan anda untuk belajar lebih dalam lagi agar bisa mengerti yang sesungguhnya. Adanya unsur �semitik� dalam PB, itu tidak dengan serta merta membuktikan bahwa PB pasti Ibrani! Dibawah saya akan tunjukkan bukti dari berbagai sumber / Ensiklopedia, bahwa PB itu ditulis dalam bahasa Yunani yang akan membungkam �penemuan baru� anda itu. Silahkan disimak!

Teguh Hindarto:

Saya khan sedang menjelaskan data-data dalam terjemahan Yunani, kata-kata Ibrani seperti �Efata�, �Talita Kumi�, �Mammon� dan frasa �Hebraidi Dialektoon?� Dan penjelasan saya terkait pernyataan Anda yang SELALU TIDAK PEDULI dan TIDAK MAU TAHU sebagaimana Anda katakan sebelumnya: �Saya tak perduli bahasa apa yang digunakan Yesus dan para rasul saat berkomunikasi, yang terpenting adalah: pada saat para rasul menulis PB, mereka menuliskannya dalam bahasa Yunani yang merupakan bahasa yang digunakan secara umum pada masa Yesus dan para rasul! � Nah, saya sudah jelaskan dengan data-data yang ada. Silahkan Anda jawab pertanyaan saya sebelumnya: �Jika memang benar Yesus dan para rasul berbahasa Ibrani, mengapa Kitab Perjanjian Baru menuliskan ajaran Yesus dan para rasul dalam bahasa Greek/Yunani?� Kenapa Anda malah mengulangi mengutip rujukan (literatur) yang sedang dikritisi validitasnya? Bukankah asumsi bahwa bahasa Yunani adalah bahasa umum yang dipakai di Yerusalem, sudah saya buktikan tidak benar dengan menyarankan Anda membaca rujukan berikut?

JESUS SPOKE HEBREW Brian Mingge http://sharesong.org/JESUSSPOKEHEBREW.htm
WAS THE NEW TESTAMENT REALLY WRITTEN IN GREEK? Christopher Lancaster http://www.aramaicpeshitta.com/downloadbook.htm

Teori yang dusung dalam 2 encylopedia yang Anda kutip TERBANTAHKAN dengan informasi dalam Talmud yang mengatakan demikian: �Four languages are of value: Greek for song, Latin for war, Aramaic for dirges (nyanyian penguburan), and Hebrew for speaking�(Jerusalem Talmud, Tractate Sotah 7:2, 30a). Nah, bahasa Yunani adalah untuk nyanyian. Dan Kitab Perjanjian Baru Yunani adalah TERJEMAHAN dari sumber-sumber semitik

Albert Rumampuk:

Kata �Efata� dalam Mrk 7:34, dalam PB Yunani DIARTIKAN: �Dianoigo� (=terbukalah). Kata �Talita Kum� pada Mrk 5:41, dalam PB Yunani DIARTIKAN: �� Egeiro�. Kata �Eli-Eli lama sabakhtani� pada Mat 27:46, dalam PB Yunani DIARTIKAN: �THEOS MOU... THEOS MOU...�. Anda lihat, sekalipun dalam PB Yunani ada unsur �semitik� didalamnya, misalnya kata �Talita Kum� yang merupakan kata Aram, tapi pada saat para rasul menuliskannya dalam Perjanjian Baru, mereka MENGARTIKANNYA! Hal itu justru membuktikan bahwa PB itu memang adalah Yunani. Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya tak perduli bahasa apa yang digunakan Yesus dan para rasul saat berkomunikasi, yang jelas saat PB ditulis mereka menuliskannya dalam bahasa Yunani yang adalah bahasa dunia pada saat itu! Buktinya apa? Salah satunya adalah: beberapa kata Aram / Ibrani itu, DIARTIKAN / DITERJEMAHKAN ke dalam Bahasa Yunani saat para rasul menuliskannya dalam PB.

Mengenai Yunani adalah bahasa umum di Yerusalem, anda memberi 2 sumber diatas. Saya juga sudah memberi 2 sumber bahwa Yunani adalah bahasa umum di seluruh jajahan Romawi dan juga pada masa Yesus dan para rasul. Berikut saya tambah lagi:

�The New Testament is an anthology, a collection of works written at different times by various authors. In almost all Christian traditions today, the New Testament consists of 27 books. The original texts were written beginning around A.D. 50 in Koine Greek, the lingua franca of the eastern part of the Roman Empire where they were composed. All of the works which would eventually be incorporated into the New Testament would seem to have been written no later than the mid-2nd century.� �The common languages spoken by both Jews and Gentiles in the Holy Land at the time of Jesus were Aramaic, Koine Greek, and to a limited extent a colloquial dialect of Mishnaic Hebrew. All of the books that would eventually form the New Testament were written in Koine Greek, the vernacular dialect in the Roman provinces of the Eastern Mediterranean at the time. These books were later translated into other languages, most notably, Latin, Syriac, and Coptic.� http://en.wikipedia.org/wiki/New_Testament

�In the Scripture, you will recall, Galilee is called "Galilee of the Gentiles." It had a number of non-Jewish cities and a large non-Jewish population. The sea of Galilee was surrounded by Greek cities. Not every city on the sea was Greek, but many were. Decapolis (This word is Greek for Ten Cities.) bordering the sea to the east and south were Hellenistic cities. Tiberias, built to honor the Roman emperor by that name, was on the southwestern shore. Sephoris, a thoroughly Greek city, was not an hour's walk north of Nazareth. Galilee had a large Greek and other Gentile presence. The culture of these people was Greek and they spoke the Greek language.� (THE ORIGINAL LANGUAGE OF THE NEW TESTAMENT WAS GREEK -. by GARY MINK)

Galilea, adalah daerah dimana Yesus menghabiskan sebagian besar hidupnya. Tempat itu punya BUDAYA YUNANI dan ORANG-ORANG DISANA BICARA DALAM BAHASA YUNANI. Adalah omong kosong jika Yesus yang hidup dan melayani di Galilea (bersama para murid-Nya) yang punya budaya Yunani dan bahasa Yunani, tak tahu bahasa Yunani! Itu cukup untuk membantah kutipan disumber yang anda gunakan bahwa �JESUS SPOKE HEBREW�!

Anda sesumbar mengatakan bahwa �telah ada penemuan baru� dan sumber yang saya gunakan sudah usang? Ini adalah omong kosong yang ndak karu-karuan! Semua sumber / Ensiklopedi adalah dari para ahli sejarah / penafsir yang hidup pada masa lalu yang tentunya lebih dekat dengan peristiwa tersebut. Lalu, mengapa tiba-tiba muncul segelintir orang yang hidup jauh setelah peristiwa itu dan berteori bahwa Yesus tidak bicara dalam bahasa Yunani? Benar-benar aneh bin ajaib!!!


Saya beri contoh: Saya orang Indonesia, lalu apa itu BUKTI bahwa saya TIDAK BISA bahasa Inggris?? Yesus dan para rasul memang orang Ibrani / Yahudi (tidak semua), tapi apa itu BUKTI bahwa mereka TIDAK BISA bahasa Yunani yang adalah bahasa umum bagi daerah jajahan Romawi? Para rasul memang orang Ibrani, tapi pada saat mereka menulis buku PB dalam bahasa Yunani, apa mereka pasti tak bisa? Saya orang Indonesia dan berbicara dalam bahasa Indonesia, apa itu bukti bahwa saya tak bisa tulis buku dalam bahasa Inggris? Gimana pak M.Th??

Tak usah persoalkan lagi bahasa apa yang digunakan Yesus dan para rasul, yang jelas saat PB ditulis, para rasul menuliskannya dalam Yunani! Saya sudah membantah kata2 Ibrani / Aram yang anda gunakan untuk menunjukkan bahwa PB aslinya Ibrani, silahkan di tanggapi.

Teguh Hindarto:

Justru adanya ucapan yang diterjemahkan membuktikan bahwa BAHASA TUTUR, BAHASA PERCAKAPAN pada saat Yesus berkarya adalah Ibrani dan bukan Yunani (gugurlah teori Yesus membaca Septuaginta di Sinagoga, Luk 4).

Adanya unsur-unsur idiom semitik yang diterjemahkan dengan kaku dan buruk dalam naskah PB Yunani menguatkan dugaan bahwa Kitab PB Yunani menerjemahkan dari sumber-sumber semitik, bisa dari Peshitta atau bisa dari naskah Ibrani yang belum kita temukan.

Talmud memberikan deskripsi mengenai eksistensi masing-masing bahasa tersebut di Yerusalem Abad I Ms sbb: �Four languages are of value: Greek for song, Latin for war, Aramaic for dirges (nyanyian penguburan), and Hebrew for speaking�(Jerusalem Talmud, Tractate Sotah 7:2, 30a).

Bahasa Yunani memang dipergunakan, namun sebagai bahasa nyanyian. Maka logikannya, Kitab PB Yunani tentu saja merupakan salinan dan hasil terjemahan dari kitab yang ditulis dengan struktur semitik-hebraik. Sayang sekali Anda tidak mau tahu analisis Robert Lindsey yang sudah saya sitir sebelumnya:
Dalam teori Kritik Sumber ada aneka ragam teori al., Hipotesis Agustinus yang mengatakan bahwa Lukas mengambil dari sumber Matius dan Markus dan Markus mengambil sumber dari Matius. Sementara Hipotesis Griesbach menyatakan Markus mengambil sumber dari Matius dan Lukas dan Lukas mengambil sumber dari Matius.

Nah, teori yang dikembangkan Robert Lindsey menyatakan bahwa sumber penulisan naskah Yunani Matius, Markus, Lukas bersumber dari �biografi Ibrani� (yang menurut bahasa Papias dengan sebutan LOGIA dan teolog modern menyebutnya �Injil Q�) kemudian diterjemahkan dalam bahasa Yunani, kemudian dibuat sebuah antologi kemudian rekonstruksi pertama sebelum menjadi naskah-naskah yang diterjemahkan dalam Injil Sinoptik bahasa Yunani. Lindsey berpendapat bahwa Matius-Markus-Lukas secara bersama mengambil naskah antologi dalam bahasa Yunani sebagai sumber dan Matius mengambil sumber dari Markus dan Markus mengambil sumber dari Lukas

Albert Rumampuk:

Lihat pernyataan anda ini: �Justru adanya ucapan yang diterjemahkan membuktikan bahwa BAHASA TUTUR, BAHASA PERCAKAPAN pada saat Yesus berkarya adalah Ibrani dan bukan Yunani�� Apa hubungannya BAHASA TUTUR dengan penulisan PB? Sekalipun bahasa dalam berkomunikasi pada masa itu adalah bahasa Aram, dan Talmud mengatakan bahwa Ibrani adalah bahasa percakapan, itu tak membuktikan bahwa PB pasti ditulis dalam bahasa Aram atau Ibrani. Saya orang Indonesia dan berbahasa Indonesia, lalu apakah itu bukti bahwa saya tak bisa menulis buku dalam bahasa Inggris??? Omong kosong!

Jika memang kata �Talita Kum� (dalam Mrk 5:41) yang merupakan kata Aram, itu dijadikan bukti bahwa bahasa Aram adalah bahasa tutur Yesus, maka seluruh PB ditulis dalam bahasa Aram. Faktanya, versi Peshitta yang anda bangga-banggakan itu ternyata ditulis pada abad ke 5 M jauh setelah kehadiran PB Yunani. Itu membuktikan apa? Membuktikan bahwa logika anda itu sedang korslet! Jika memang kata-kata �Eli, Eli�� yang adalah kata Ibrani menjadi bukti bahwa Ibrani adalah bahasa tutur Yesus, maka seluruh PB harus ditulis dalam bahasa Ibrani. Faktanya, versi PB Ibrani seperti Du Tillet dan Shem Tov, adalah tulisan abad pertengahan yang ASAL USULNYA tidak jelas bahkan hanya memuat kitab MATIUS saja! Itu membuktikan apa? Lagi-lagi membuktikan bahwa logika anda sedang korslet!

Anda mendasari argumentnya pada Talmud dan mengatakan: �Bahasa Yunani memang dipergunakan, namun sebagai bahasa nyanyian. Maka LOGIKANNYA, Kitab PB Yunani tentu saja merupakan salinan dan hasil terjemahan dari kitab yang ditulis dengan struktur semitik-hebraik.� Saya jawab: Benar-benar logika jungkir balik!!! Saya ulangi lagi (cape dech): Saya TAK PERDULI apa bahasa percakapan Yesus dan para rasul, yang penting adalah, saat kata-kata Yesus / para rasul itu ditulis dalam PB, maka para penulis menuliskannya dalam bahasa YUNANI !

Mengenai analisis Robert Lindsey yang anda katakan �saya tidak mau tahu�, sudah saya jawab dan tebukti bahwa itu adalah TEORI NGALOR NGIDUL. Silahkan dibaca lagi dan jangan mengulang-ulang hal yang sama yang sebetulnya telah dijelaskan.

Teguh Hindarto:

Nah, teori yang dikembangkan Robert Lindsey menyatakan bahwa sumber penulisan naskah Yunani Matius, Markus, Lukas bersumber dari �biografi Ibrani� (yang menurut bahasa Papias dengan sebutan LOGIA dan teolog modern menyebutnya �Injil ...Q�) kemudian diterjemahkan dalam bahasa Yunani, kemudian dibuat sebuah antologi kemudian rekonstruksi pertama sebelum menjadi naskah-naskah yang diterjemahkan dalam Injil Sinoptik bahasa Yunani. Lindsey berpendapat bahwa Matius-Markus-Lukas secara bersama mengambil naskah antologi dalam bahasa Yunani sebagai sumber dan Matius mengambil sumber dari Markus dan Markus mengambil sumber dari Lukas. Teori pelik ini dapat Anda baca dalam artikel berikut:
A New Solution to the Synoptic Problem David Bivin http://www.jerusalemperspective.org/default.aspx?Tabid=27&CatID=8

Sekalipun masih berupa teori, namun didukung data-data yang valid.Dan dugaan bahwa Kitab Perjanjian Baru semula ditulis dalam bahasa Ibrani, harus dipertimbangkan dan diperdalam sebagai sebuah kajian teologi khususnya Kritik Sumber.

Michael D. Marlowe dalam artikelnya, �The Semitic Style of the New Testament� (http://www.bible-researcher.com/): menjelaskan sbb: Meskipun bahasa Kitab Perjanjian Baru secara mendasar adalah bahasa koine atau bahasa Yunani yang umum dipergunakan saat kitab ini dituliskan, namun para penulis Kitab Perjanjian Baru, menuliskan dalam corak Hebraik atau Semitik yang tidak sepenuhnya bersifat idiomatik Yunani. Karakter bercorak khas ini meliputi beberapa bagian seperti, tata bahasa, kalimat, arti kata dan ciri-ciri yang bersifat retorika suatu naskah. Contoh-contoh khusus corak khas ini, secara kebahasaan dinamai Hebraism atau secara lebih luas, Semitism (sebuah istilah yang meliputi pengaruh-pengaruh Aramaik sebagaimana pula Ibrani).

Yang menarik, informasi dalam Talmud mengatakan demikian: �Four languages are of value: Greek for song, Latin for war, Aramaic for dirges (nyanyian penguburan), and Hebrew for speaking�(Jerusalem Talmud, Tractate Sotah 7:2, 30a). Nah, bahasa Yunani adalah untuk nyanyian. Dan Kitab Perjanjian Baru Yunani adalah TERJEMAHAN dari sumber-sumber semitik�

Data-data yang saya sodorkan tidak Anda tanggapi secara akademis, malah membuat pertanyaan yang tidak relevan?

Albert Rumampuk:

Bukankah itu baru sebuah TEORI? Diatas anda katakan Markus dan Lukas mengambil sumber dari Matius, tapi disini si Lindsey berpendapat bahwa Matius mengambil sumber dari Markus dan Markus mengambil sumber dari Lukas, yang mana yang benar? Apa ini yang disebut dengan TEORI NGALOR NGIDUL?? Tunjukkan saja pada saya, mana (ada berapa) manuscript PB yang diklaim sebagai Ibrani itu! Mengenai adanya corak semitik, sudah dijelaskan diatas (termasuk kata2 semitik yang ada di PB). Anda hanya membangga-banggakan informasi dari Talmud itu? Sekarang saya akan tunjukkan pada anda data / sumber yang saya miliki bahwa PB aslinya adalah Yunani:

�The New Testament is an anthology, a collection of works written at different times by various authors. In almost all Christian traditions today, the New Testament consists of 27 books. The original texts were written beginning around A.D. 50 in Koine Greek, the lingua franca of the eastern part of the Roman Empire where they were composed. All of the works which would eventually be incorporated into the New Testament would seem to have been written no later than the mid-2nd century.�

�The common languages spoken by both Jews and Gentiles in the Holy Land at the time of Jesus were Aramaic, Koine Greek, and to a limited extent a colloquial dialect of Mishnaic Hebrew. All of the books that would eventually form the New Testament were written in Koine Greek, the vernacular dialect in the Roman provinces of the Eastern Mediterranean at the time. These books were later translated into other languages, most notably, Latin, Syriac, and Coptic.� http://en.wikipedia.org/wiki/New_Testament

�Koine Greek: The fusion of various ancient Greek dialects with Attic, the dialect of Athens, resulted in the creation of the first common Greek dialect, which became a lingua franca across Eastern Mediterranean and Near East. Koine Greek can be initially traced within the armies and conquered territories of Alexander the Great, but after the Hellenistic colonization of the known world, it was spoken from Egypt to the fringes of India. After the Roman conquest of Greece, an unofficial diglossy of Greek and Latin was established in the city of Rome and Koine Greek became a first or second language in the Roman Empire. The origin of Christianity can also be traced through Koine Greek, as the Apostles used it to preach in Greece and the Greek-speaking world. It is also known as the Alexandrian dialect, Post-Classical Greek or even New Testament Greek, as it was the original language the New Testament was written in.� http://en.wikipedia.org/wiki/Greek_language

�After the conquests of Alexander the Great (roughly 336-323 BCE) the language underwent far-reaching changes. Alexander carried the Attic-Ionic form of the language, along with Greek culture more generally, far into the Near East where it became the standard language of commerce and government, existing along side many local languages. Greek was adopted as a second language by the native people of these regions and was ultimately transformed into what has come to be called the Hellenistic Koin� or common Greek. This new form of the language remained essentially a further development of the Attic-Ionic synthesis. The Hellenistic Koine brought significant changes in vocabulary, pronunciation, and grammar, and some of these changes have persisted into Modern Greek. The time of rapid change initiated by Alexander, though, lasted from about 300 BCE to 300 CE. The histories of Polybius, the discourses of Epictetus, and the Christian New Testament all date from this period and are good representatives of the Koine.� http://www.greek-language.com/historyofgreek/

�After the conquests of Alexander the Great (roughly 336-323 BCE) the language underwent far-reaching changes. Alexander carried the Attic-Ionic form of the language, along with Greek culture more generally, far into the Near East where it became the standard language of commerce and government, existing along side many local languages. Greek was adopted as a second language by the native people of these regions and was ultimately transformed into what has come to be called the Hellenistic Koin� or common Greek. This new form of the language remained essentially a further development of the Attic-Ionic synthesis. The Hellenistic Koine brought significant changes in vocabulary, pronunciation, and grammar, and some of these changes have persisted into Modern Greek. The time of rapid change initiated by Alexander, though, lasted from about 300 BCE to 300 CE. The histories of Polybius, the discourses of Epictetus, and the Christian New Testament all date from this period and are good representatives of the Koine.� http://www.greek-language.com/historyofgreek/

�The books of the New Testament were written in Greek. Luke's style is the most literary of these all books.[33] Graham Stanton evaluates the opening of the Gospel of Luke as "the most finely composed sentence in the whole of post-Classical Greek literature." http://en.wikipedia.org/wiki/Gospel_of_Luke

THE WORLD BOOK ENCYCLOPEDIA: The original language of the New Testament is the common vernacular Greek that was widely used at ...the time of Jesus.

COMPTON'S ENCYCLOPEDIA: All of the books [of the New Testament] were originally written in Greek.

NEW CATHOLIC ENCYCLOPEDIA: They [New Testament writings] were all written originally in Greek.

THE ENCYCLOPEDIA AMERICANA: In this language [Koine Greek] the New Testament was written, and thousands upon thousands of papyri, contemporary with the New Testament, and discovered only in the last few decades, have contributed to give us a clear conception of this wide spread lingua franca, that was found wherever Greeks and Greek civilization penetrated.

ENCYCLOPEDIA BRITANNICA: The New Testament Greek, for example, is a representative of Hellenistic Greek written in the first century AD. Some Aramaic influences have been discerned in parts of the New Testament that have a Palestinian setting, but not to a point where scholars are obliged to conclude that some books were originally composed in Aramaic.

INTERPRETER'S DICTIONARY OF THE BIBLE: The Greek of the new testament is the Koine of the first two centuries A.D. It is now generally agreed by New Testament scholars that the books as we have them were written in Greek.

HOLDMAN BIBLE DICTIONARY: The New Testament was written the universal language of the empire.

HASTINGS' DICTIONARY OF THE BIBLE: But however far we may go... in allowing that Aramaic writings are to be detected beneath and behind our gospels, it cannot be held that any of these gospels, or any other New Testament books, are translations from that language. All the new testament was originally written in Greek.

HARPER'S BIBLE DICTIONARY: The New Testament books were all written in Greek

UNGER'S BIBLE DICTIONARY: The Old Testament is written mostly in Hebrew; the New Testament wholly in Greek.
---

Gimana pak M.Th? Anda masih mau mengatakan bahwa para pakar sejarah / penafsir jaman dulu yang hidupnya lebih dekat dengan peristiwanya, bisa dibungkam oleh segelintir orang yang masih bau kencur? Yang penemuannya hanya bersifat teori / dugaan???


DASAR KITAB SUCI BAHWA PERJANJIAN BARU DITULIS DALAM BAHASA YUNANI

Albert Rumampuk:

Peshitta tak mempunyai kitab Wahyu, lalu bagaimana dengan adanya istilah �Alfa dan omega� dalam ayat-ayat berikut:


Wahyu 1:8- "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.�

Wahyu 21:6- �Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi.Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.�

Wahyu 22:13- �Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir.�

Alpha adalah huruf pertama dari abjad Yunani. Omega adalah yang terakhir. Ketika Yesus berkata �Aku adalah Alfa dan Omega�, jelas Dia mengucapkan itu dalam bahasa Yunani ! Karena Yesus mengucapkan kata-kata Yunani ini, maka PB juga menulisnya dalam bahasa Yunani.

Silahkan lihat Wahyu 1:11

�Katanya: �Apa yang engkau lihat, TULISKANLAH DI DALAM SEBUAH KITAB dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia.��

Rasul Yohanes mendapat penglihatan tentang diri Yesus Kristus yang mengatakan �Aku adalah Alfa dan Omega�. Dan Allah sendiri memerintahkan Yohanes untuk MENULISKANNYA dalam sebuah KITAB. Itu jelas membuktikan bahwa PB ditulis dalam bahasa YUNANI !!

Teguh Hindarto:

Mengenai Kitab Wahyu, TIDAK BENAR jika Peshitta tidak memilikinya. Yang benar, beberapa gereja Timur tidak memasukkan dalam daftar kanon Aramaik, namun Kitab Wahyu sendiri ada dan dinamai Kitab GILYANA.

Mengenai ucapan �Alfa dan Omega� yang diucapkan Yesus, sangat mungkin Yesus mengucapkan dalam bahasa Ibrani. Namun tidak menutup kemungkinan Dia mengucapkan dalam bahasa Yunani. Namun kemungkinanya sangat kecil. Mengapa? Yohanes bukan orang Yunani. Yohanes adalah orang Yahudi. Untuk apa Yesus berbicara kepada murid-Nya yang Yahudi dalam bahasa Yunani? Dengan alasan apa pula Yesus menyuruh Yohanes yang Yahudi dan tidak menguasai bahasa Yunani untuk menuliskan pewahyuan dalam bahasa Yunani?

Istilah �Alpha dan Omega� dalam bingkai Semitik Hebraik adalah �ALEP-TAW� atau dalam bahasa Aramaik �ALAF-TAU�. Jika kita mengkaji frasa dalam Kitab Kejadian 1:1, �BERESHIT BARA ELOHIM ET HASHAMAYIM WE ET HAARETS�. Kata ET adalah partikel yang terdiri dari huruf Ibrani ALEF-TAW. Secara filosofis, kata ALEF TAW di sini menunjuk pada Tuhan sejak permulaan telah menyematkan simbol ALEF-TAW yang menandai diri-Nya adalah PEMULA dan PENGAKHIR segala sesuatu. Nah, message itu diterjemahkan dalam bahasa Yunani �Alpha-Omega�.

Albert Rumampuk:

Gereja Timur tidak memasukkan dalam daftar kanon Aramaik, itu sama saja dengan mengatakan bahwa Peshitta tak punya kitab Wahyu karena dalam Peshitta memang tak ada kitab Wahyu.

Saya sudah memberi data bahwa mayoritas buku sejarah / Ensiklopedi menyatakan bahwa bahasa Yunani adalah bahasa resmi di semua daerah jajahan Romawi. Saat orang Yahudi dibuang ke Babel, mereka belajar bahasa Aram dan lalu menguasainya, sehingga saat pulang ke Yerusalem, mereka menggunakan bahasa itu. Pada waktu Romawi menjajah, bahasa Yunani yang adalah bahasa kekaisaran Yunani, tidak dibuang namun digunakan oleh mereka. Sehingga Yunani dan Aram adalah 2 bahasa yang digunakan oleh orang Yahudi (perhatikan juga bahwa �Galilea� tempat Yesus dan para rasul menghabiskan masa hidupnya, juga punya bahasa / budaya Yunani). Lalu bagaimana mungkin Yohanes tak bisa Yunani?


Saya beri contoh lagi; saya adalah orang Manado, tetapi sudah lama tinggal di Palu yang berbahasa Palu / Kaili. Apakah status orang Manado yang saya miliki itu membuktikan bahwa saya tak bisa bahasa Palu? Tidak! Buktinya, saya sangat tahu bahasa Kaili yang adalah bahasa asli Palu! Saat orang Yahudi di Babel, mereka jadi tahu bahasa Aram. Lalu setelah kembali ke Yerusalem, mereka jadi tahu bahasa Yunani yang adalah bahasa resmi Romawi. Karena mereka tahu bahasa Yunani, maka PB jelas ditulis dalam Yunani.
Istilah �Alfa dan Omega� yang adalah istilah Yunani, jelas membuktikan bahwa PB ditulis dalam bahasa Yunani! Ayat itu juga membuktikan bahwa Yesus TAHU bahasa Yunani!

Lagi-lagi anda berteori bahwa istilah itu berasal dari Hebrew yang adalah �ALEP-TAW�? Sekarang tunjukkan pada saya naskah PB Ibrani (yang bukan terjemahan) yang memuat Wahyu 1:8; 21:6; 22:13 dan Wahyu 1:11 itu??? Saya menganjurkan anda untuk berdoa puasa untuk bisa menemukan PB Ibrani / Manuscripts yang ditulis sebelum adanya PB Yunani dan jangan hanya menggunakan teori NGALUR NGIDUL si Robert L. Lindsey itu apalagi berlindung dibalik pernyataan Marthen Luther yang jelas-jelas mengakui bahwa PB ditulis dalam Yunani! Dibawah anda mengutip pendapat orang-orang bahwa Injil ditulis dalam Aramaic, mengapa tak mencatat orang-orang yang mengakui bahwa PB ditulis dalam Ibrani (anda hanya beri judul buku TANPA menunjukkan kata-kata mereka yang mengakui PB ditulis dalam Ibrani)? Bukankah anda mengakui bahwa PB aslinya Ibrani dan bukan Aram? Mengapa gunakan pendapat bahwa PB ditulis dalam Aram?? Lagi-lagi logika anda sedang korslet!

Yang dibutuhkan semua orang Kristen adalah BUKTI MATERIL dan bukan hanya teori TANPA bukti! Silahkan berdoa pada Yahweh �Yahudi� anda dan minta agar bisa menunjukkan dimana letak PB Ibrani itu??  Saya tunggu kehebatan anda pak ngalor ngidul!


NAMA YHWH TERTULIS DI DAHI PARA PENGIKUT YAHWEHISME

Albert Rumampuk:

Jika anda NGOTOT menafsirkan kata �nama� itu secara literal, lalu bagaimana anda memahami ayat ini:

Wah  14:1, �Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba  berdiri di bukit Sion  dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu  orang  dan di dahi  mereka tertulis nama-Nya dan nama  Bapa-Nya.�


Jadi di JIDAT orang-orang ini ada tertulis NAMA Yesus / Anak Domba dan NAMA Yahweh?? Saya tanya: Buat apa YHWH mengijinkan agar nama Yesus dan nama Yahweh ditulis di JIDAT mereka? Saya menantang anda untuk tidak menjelaskannya berdasar konteks yang ada! Monggo�

Teguh Hindarto:

�..Untuk menjawab hal ini, marilah kita membaca Wahyu 22:4 sbb � dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka�. Dari ayat tersebut, di Sorga kita HANYA MEMILIKI SATU NAMA DI DAHI KITA. Nama siapakah itu? Tentu saja nama Bapa sebagaimana dikatakan dalam Wahyu 14:1 berdasarkan salah naskah Yunani yang berbunyi ???�a t?? pat??? (to onoma tou patros)
Siapakah nama Bapa itu? Yesaya 64:8 mengatakan sbb: ???? ???? ????? ( (we Atta YHWH Avinu): �Engkaulah YHWH, Bapa kami�

Jadi nama Bapa yang ditaruhkan dalam dahi pengikut Mesias adalah YHWH.
Bagaimanakah nama itu disematkan? Yang jelas bukan pake stempel Bung Albert atau tatoo. Nama itu tersemat secara suporanatural. Saya berikan sedikit kesaksian: Saat istri saya ditrawang (ditropong secara supranatural oleh seorang dukun yang tidak suka dengan pelayanan kami), seorang dukun tidak bisa melihat apapun selain di dahi istri saya tertulis nama YHWH dalam huruf Ibrani.
Nah, saya sudah menjelaskannya bagi Anda. Bagaimana tanggapan Anda?

Albert Rumampuk:

Wah, nama itu tersemat secara supranatural di jidat kalian ya? Hebat! Lalu anda mengatakan istri anda tertulis nama YHWH dijidatnya karena penglihatan seorang DUKUN? Hebat! Sebaiknya anda pindah profesi saja jadi DUKUN dan copot status Pendeta anda itu! Rupanya anda seorang �dukun�, makanya penafsiran KS-nya kacau balau layaknya seorang dukun yang akan ke neraka!

Apa tujuan YHWH menuliskan nama itu di jidat kalian? Dan apa konsekwensinya jika ternyata ada orang yang tak punya nama itu di dahinya? Gimana jika di dahi semua orang Kristen selain Yahwehisme, yang tak menggunakan nama YHWH, ternyata tertulis Allah, apa akan masuk neraka? Gimana jika di dahi para rasul PB tertulis kata KURIOS, apa juga masuk neraka? Apa syaratnya agar dahi semua orang Kristen tertulis nama YHWH??? Silahkan dijelaskan tanpa melihat konteksnya!

PARA RASUL TAK TAHU BAHASA YUNANI

Teguh Hindarto:

Kondisi modern tidak bisa Anda perbandingkan dengan kondisi pra modern, apalagi wilayah Yerusalem Abad I Ms. Anda harus mempertimbangkan data-data berikut:

Yosephus seorang sarjana Yahudi yang hidup sekitar tahun 37-100 Ms menuliskan ...sbb: �I have also taken a great deal of pains to obtain the learning of the Greeks and understanding the element of the Greek language although I have so long accustomed myself to speak our ow language, that I can�t pronounce Greek with sufficient exactness:for our nation does not encourage those that learn the languanges of many nations� (Antiquites 20:11:2).

Teguh: Talmud menuliskan mengenai fungsi dan kedudukan masing-masing bahasa (Ibrani, Aramaik, Yunani) sbb:

�Four languages are of value: Greek for song, Latin for war, Aramaic for dirges (nyanyian penguburan), and Hebrew for speaking�(Jerusalem Talmud, Tractate Sotah 7:2, 30a).

Kitab Perjanjian Baru Yunani merekam seluruh ucapan-ucapan pendek Yesus diucapkan dalam bahasa Ibrani. Yosephus yang sarjana, tidak fasih berbahasa Yunani. Apakah Petrus, Yohanes para nelayan tersebut lebih fasih berbahasa dan menuliskan dalam bahasa Yunani? Talmud menulisikan bahwa bahasa Ibrani adalah bahasa percakapan sementara bahasa Yunani adalah bahasa nyanyian. Data-data di atas telah membantah anggapan bahwa Yesus bercakap-cakap dengan para muridnya dengan berbahasa Yunani (sekalipun mungkin saja Dia mampu dan dalam kesempatan tertentu berbicara dalam bahasa tersebut).

Jika Yesus dan para muridnya berbicara dalam bahasa Yunani, tidak akan ada kata-kata TALITA KUMI, EFATA, ELI-ELI LAMA SABAKHTANI, dll

Albert Rumampuk:

Apa bedanya kondisi Modern dan pra-modern? Lagi-lagi anda hanya omong kosong saja! Anda kembali menggunakan Yosephus untuk membuktikan bahwa dia tak bisa Yunani. Kutipan anda itu tidak mengatakan bahwa Yosephus sama sekali (100%) tak bisa bahasa Yunani, tapi dia tidak fasih / tak cukup bagus dalam berbahasa Yunani.Lagi-lagi hanya mengandalkan Talmud! Sudah berulang-ulang saya katakan (cape dech), tak usah dipersoalkan bahasa percakapannya, buktikan saja bahwa PB itu ditulis dalam bahasa Ibrani!
Saya tanya: bagaimana dengan Lukas yang adalah orang Yunani dan jelas jago bahasa Yunani itu? Bagaimana dengan Paulus (seorang sarjana dan sangat terpelajar) yang juga bisa berbahasa Yunani?? Anda tetap katakan bahwa mereka tak bisa Yunani?

Teguh Hindarto:

Dalam buku ini dibuktikan oleh penulisnya mengenai Lukas menuliskan message Injil dalam pola Semitik-Hebraik. Saya tidak menolak kemampuan Lukas dalam bahasa Yunani.

C.C. Torey dalam Our Translated Gospels menyatakan sbb: �In regard to Luke, it remains to be said, that all the Four Gospels it is the one which gives by far the plainest and most constant evidence of being a translation�

Mengenai tulisan Paulus, berikut saya petik kesaksian �The Church Fathers� (Para Bapa Gereja) sbb:
Clement dari Alexandria (150-212 Ms) dalam bukunya HYPOTYPOSES menuliskan sbb: �...the Epistles to the Hebrews he assert was written by Paul, to the Hebrews, IN THE HEBREW TONGUE; but it was carefully TRANSLATED by Luke and PUBLISHED among the Greeks (dalam Eusebeius, Ecclesiastical Histories 6:14:2)

Eusebeius (315 Ms) menuliskan: �For a Paul had addressed the Hebrew in the language of his country; some say that the evangelist Luke, others that Clement, translated the epistle� (Ecclesiastical Histories 3:38:2-3)
Bagaimana Sdr Albert, Sang Profesor Tidak Mau Tahu?

Albert Rumampuk:

Diatas sudah saya buktikan berdasarkan berbagai sumber / data dari Ensiklopedi dan buku-buku yang menunjukkan bahwa:

[1] PB itu aslinya ditulis dalam bahasa Yunani dan telah menyanggah teori anda tentang adanya corak semitik yang dijadikan dasar bahwa PB aslinya adalah Ibrani.
[2] Pengucapan nama Tuhan YHWH, tak ada seorangpun yang tahu dengan pasti dan itu justru membuktikan bahwa keharusan nama YHWH adalah ajaran yang ngawur.


Maka disini saya akan memfokuskan dengan membuktikan lebih lanjut bahwa rasul Paulus adalah seorang yang sangat pandai / terpelajar dan tentunya bisa berbahasa Yunani, dan saat dia menuliskan tulisannya di PB, maka dia menuliskannya dalam bahasa Yunani.

[A] Paulus adalah seorang yang sangat pandai dan menikmati pendidikan yang terbaik; Tarsus tempat kelahiran-nya mempunyai pendidikan / universitas yang hebat / terkenal, bahkan menurut Easton�s Bible Dictionary, reputasinya melebihi universitas-universitas yang ada di Athena dan Alexadria. Di Yerusalem sebagai mahasiswa hukum dan menjadi murid dari seorang pakar / ahli yang bernama Rabbi Gamaliel.

Easton's Bible Dictionary: �Tarsus was also the seat of a famous university, higher in reputation even than the universities of Athens and Alexandria, the only others that then existed. Here Saul was born, and here he spent his youth, doubtless enjoying the best education his native city could afford.�

�His preliminary education having been completed, Saul was sent, when about thirteen years of age probably, to the great Jewish school of sacred learning at Jerusalem as a student of the law. Here he became a pupil of the celebrated rabbi Gamaliel, and here he spent many years in an elaborate study of the Scriptures and of the many questions concerning them with which the rabbis exercised themselves. During these years of diligent study he lived "in all good conscience," unstained by the vices of that great city.�

[B]
Paulus adalah seorang Yahudi yang berbahasa Yunani. Tempat kelahiran-nya, Tarsus, adalah sebuah kota besar di Kilikia timur, wilayah yang telah menjadi bagian dari provinsi Romawi dan  mempunyai peradaban / kebudayaan Yunani-Romawi.


Encyclopedia Britannica 2010 (Saint Paul, the Apostle; Life): �Paul was a Greek-speaking Jew from Asia Minor. His birthplace, Tarsus, was a major city in eastern Cilicia, a region that had been made part of the Roman province of Syria by the time of Paul�s adulthood. Two of the main cities of Syria, Damascus and Antioch, played a prominent part in his life and letters. Although the exact date of his birth is unknown, he was active as a missionary in the 40s and 50s of the 1st century ad. From this it may be inferred that he was born about the same time as Jesus ... �http://www.britannica.com/EBchecked/topic/447019/Saint-Paul-the-Apostle

�The International Standard Bible Encyclopedia (PAUL, THE APOSTLE, 4):

1. The City of Tarsus:

Geography plays an important part in any life. John the Baptist spent his boyhood in the hill country of Judea in a small town (Luke 1:39) and then in the wilderness. Jesus spent His boyhood in the town of Nazareth and the country round. Both John and Jesus show fondness for Nature in all its forms. Paul grew up in a great city and spent his life in the great cities of the Roman empire. He makes little use of the beauties of Nature, but he has a keen knowledge of men (compare Robertson, Epochs in the Life of Paul, 12). Paul was proud of his great city (Acts 21:39). He was not merely a resident, but a "citizen" of this distinguished city. This fact shows that Paul's family had not just emigrated from Judea to Tarsus a few years before his birth, but had been planted in Tarsus as part of a colony with full municipal rights (Ramsay, Paul the Traveler, 31 f). Tarsus was the capital of Cilicia, then a part of the province of Syria, but it had the title of metropolis and was a free city, urbs libera (Pliny, NH, v.27). To the ancient Greek the city was his "fatherland" (Ramsay, Cities of Paul, 1908, 90). Tarsus was situated on the river Cydnus, and in a wide plain with the hill country behind and the snow-covered Taurus Mountains in the distance. It was subject to malaria. Ramsay (ibid., 117) from Genesis 10:4 f holds that the early inhabitants were Greeks mingled with Orientals. East and West flowed together here. It was a Roman town also with a Jewish colony (ibid., 169), constituting a city tribe to which Paul's family belonged. So then Tarsus was a typical city of the Greek-Roman civilization.
Hellenism:


�� But we must not forget Paul lived in a Greek city and possessed Greek citizenship also (Ramsay, Paul the Traveler, 33). Certainly the Greek traits of adaptability, curiosity, alertness, the love of investigation were marked features of his character, and Tarsus afforded wide opportunity for the acquiring of these qualities (The Ethics of Paul, 39). He learned to speak the vernacular koine like a native and with the ease and swing displayed by no other New Testament writer save Luke and the author of He��

Smith's Bible Dictionary (Paul): �Nearly all the original materials for the life St. Paul are contained in the Acts of the Apostles and in the Pauline epistles. Paul was born in Tarsus, a city of Cilicia. (It is not improbable that he was born between A.D. 0 and A.D. 5.) Up to the time of his going forth as an avowed preacher of Christ to the Gentiles, the apostle was known by the name of Saul. This was the Jewish name which he received from his Jewish parents. But though a Hebrew of the Hebrews, he was born in a Gentile city. Of his parents we know nothing, except that his father was of the tribe of Benjamin, (Philemon 3:5) and a Pharisee, (Acts 23:6) that Paul had acquired by some means the Roman franchise ("I was free born,") (Acts 22:23) and that he was settled in Tarsus. At Tarsus he must have learned to use the Greek language with freedom and mastery in both speaking and writing.�

Kelahiran Paulus di Tarsus yang merupakan wilayah dari provinsi Romawi dan  mempunyai peradaban / kebudayaan Yunani-Romawi (dimana dia juga belajar bahasa Yunani), dan juga karena dia seorang yang pandai / terpelajar, membuktikan bahwa Paulus tentunya bisa berbahasa Yunani dan tentunya menuliskan tulisannya di PB dalam bahasa Yunani.

BUKTIKAN BAHWA RASUL PAULUS TIDAK BISA BAHASA YUNANI DAN TIDAK MENULIS PB DALAM BAHASA YUNANI !

Bagaimana menurut pak M.Th?

Catatan: Diskusi berakhir dibagian ini. Setelah saya menunjukkan bahwa Rasul Paulus adalah orang yang pandai, bisa berbahasa Yunani dan menuliskan tulisannya di Perjanjian Baru dengan bahasa Yunani, pak Teguh langsung CIUT dan menghentikan diskusinya (lagi-lagi dengan menghapus komentar saya dibagian akhir).   :))

Sumber debat: http://www.facebook.com/notes/shem-tov/sekte-yahweh/463754383810


Dari seluruh diskusi yang kami lakukan ini, saya menyimpulkan 5 hal:
  • Karena Pdt. Teguh hanya mendasari argumentnya pada versi Peshitta (yang merupakan terjemahan dari PB Yunani) yang ditulis pada abad ke-5, dan hanya berteori bahwa PB Yunani punya unsur �Semitik�, serta belum adanya bukti Materil / manuscripts dari PB Ibrani, maka perjanjian baru jelas ditulis dalam bahasa yunani!
  • Para rasul PB dan Yesus sendiri mengganti kata YHWH dengan KURIOS atau THEOS. Itu membuktikan bahwa orang Kristen bisa mengganti kata itu dengan sebutan ALLAH.
  • Mayoritas penafsir / Teolog (termasuk naskah kuno dari PL) membuktikan dengan jelas bahwa tak ada yang bisa mengucapkan kata YHWH itu dengan pasti.
  • Keharusan penggunaan nama YHWH sama sekali tak punya dasar Kitab Suci dan karena itu, nama YHWH tidak harus digunakan!
  • Pdt. Teguh Hindarto (kelompok YHWH-ISME) tidak mengakui otoritas Perjanjian Baru (yang diilhami Roh Kudus) yang mengganti kata YHWH dengan Kurios / Theos. Hal itu sama dengan telah menghina / menolak firman Tuhan / Allah itu sendiri

Dengan melihat kelima hal tersebut, maka ajaran keharusan penggunaan nama Yahweh oleh sekte Yahweh-isme, adalah sesuatu yang salah dan bertentangan dengan Kitab Suci!


APPENDIX

Dibagian ini, saya akan memberikan sedikit tanggapan atas Literatur yang digunakan oleh Pdt. Teguh Hindarto dan juga menanggapi komentarnya di situs Messianic tentang diskusi yang saya susun ini.


Tanggapan literatur yang digunakan oleh Pdt. Teguh Hindarto M.Th

Ada cukup banyak sumber / link yang dijadikan dasar argument oleh Pdt. Teguh Hindarto untuk mengklaim bahwa Perjanjian Baru ditulis dalam 'bahasa Ibrani'. Tapi apakah sumber-sumber itu bisa dipercaya / berkwalitas? Tidak!

Salah satu sumber yang menjadi kebanggaan Teguh Hindarto adalah buku dari Raphael Lataster: "Was the New Testament Really Written in Greek?". Tahukah saudara, apa latar belakang si Lataster ini? Dia bukan ahli teologi, melainkan investor keuangan / apoteker! Bukunya sendiri tidak diterbitkan secara resmi (mungkin dia malu ketahuan kebodohannya), tetapi hanya dikonversi ke format Bibleworks oleh para pemujanya. Tentu saja ia tidak kredibel, masa M.Th belajar dari orang ekonomi soal teologi? Lagipula, Lataster telah dikritik habis-habisan karena bukunya tidak akademik sama sekali.

http://wikibin.org/articles/raphael-lataster.html

http://orvillejenkins.com/languages/aramaicprimacy.html

Anehnya, buku dari seorang ekonom yang bukan ahli Teologia ini, digunakan sebagai dasar argumentasi oleh sang M.Th yang nota bene mengaku sebagai �Ilmuan�. Buat apa gunakan sumber yang tidak valid? Yang lebih parah lagi, Teguh Hindarto yang seringkali memamerkan �kehebatan� bahasa Ibraninya dan yakin jika PB ditulis dalam bahasa Ibrani, justru menggunakan buku yang mengklaim bahwa PB ditulis dalam bahasa Aram. Apa hubungannya? Mungkin sang M.Th sudah putus asa / stres karena tak menemukan buku tentang penulisan PB dalam bahasa Ibrani. Sungguh aneh tapi nyata!


Tanggapan atas komentar Pdt. Teguh Hindarto di situs Messianic Indonesia

Dalam tanggapannya di situs Messianic Indonesia, Pdt. Teguh Hindarto berkomentar soal rekaman perdebatan yang saya susun ini, beliau berkata:

"Sejak Tanggal 22 November 2010 hingga Tgl 8 Desember terjadi perdebatan. Dan saya memutuskan berhenti dari perdebatan tersebut. Namun penghentian dan sikap mengalah saya ditafsirkan lain oleh Sdr Albert Rumampuk. Dalam rekam jejak hasil perdebatan Sdr Albert Rumampuk memberikan
komentar akhir sbb:


'Setelah saya menunjukkan bahwa Rasul Paulus adalah orang yang pandai, bisa berbahasa Yunani dan menuliskan tulisannya di Perjanjian Baru dengan bahasa Yunani, pak Teguh langsung CIUT dan menghentikan diskusinya (lagi-lagi dengan menghapus komentar saya dibagian akhir)'

Saya tidak akan menyimpulkan apapun dari hasil diskusi ini. Dipersilahkan kepada para pembaca yang berminat untuk belajar dan mencari kebenaran untuk menjadikan diskusi dan adu argumentasi, adu data dan adu analisis ini sebagai pembelajaran. Dengan adanya argumen pro dan argumen kontra diantara saya dan Albert Rumampuk, kiranya dapat menolong masing-masing pembaca untuk mengambil keputusan eksistensial bagi dirinya masing-masing.

Berbeda dengan hasil laporan diskusi versi Albert Rumampuk, maka dalam rekam jejak ini saya tampilkan percakapan dari topic yang remeh hingga yang pelik dengan berbagai referensi yang saya sertakan. Untuk memudahkan mengikuti kronologi percakapan, saya menggunakan urutan tanggal awal percakapan hingga tanggap akhir percakapan, bukan per topic yang disortir. Perihal "delete" yang saya lakukan tidak lebih pada pernyataan-pernyataan kasar belaka dan argumentasi yang diulang-ulang saja. Sdr Albert Rumampuk terlalu memaksakan diri saja. Sikap mengalah saya rupanya ditafsirkan lain oleh dia.

Nah, selamat menikmati diskusi dan adu argumentasi seputar penggunaan nama Yahweh dengan Allah dengan disertai tamasya bacaan dan kajian tafsir."

Tanggapan saya:

Rupanya Pdt. Teguh Hindarto tak pernah kapok dalam berdusta. Saudara bisa melihatnya sendiri disepanjang debat ini, beliau telah berkali-kali berdusta, diantaranya:

Dusta yang pertama: Pdt. Teguh Hindarto berkata: "Tidak saya sangkali bahwa tugas saya memahsyurkan nama YHWH, namun menuduh saya... MENGHARUSKAN itu sudah persoalan lain. ANDA BERKHAYAL MENGENAI SAYA RUPANYA�."

Bukti dustanya: Teguh Hindarto melakukan debat terbuka tentang nama YHWH di gereja G.K.R.I  �GOLGOTA� (Jl. Dinoyo 19b, lantai 3) - Surabaya Vs Pdt. Budi Asali & Ev. Esra Soru dan mempertahankan kata itu, melakukan debat terbuka dengan saya di FB, menulis tulisan-tulisan tentang keharusan nama Yahweh, mempersalahkan LAI, dsb.

Dusta yang kedua: Pdt. Teguh Hindarto berdusta dengan mengatakan bahwa nama / huruf Y-A-H-W-E-H, ada tertulis dalam Tanakh / Perjanjian lama Ibrani yang asli (bukan terjemahan) sekalipun sudah saya jelaskan berulang-ulang kali, padahal dalam PL Ibrani hanya tertulis 4 huruf mati YHWH  ???? �


Selanjutnya, pada komentarnya di situs Messianic, beliau berkata bahwa dalam rekam jejak yang dibuatnya, dia �menyertakan berbagai referensi�, padahal setelah saya lihat di FB, banyak referensi / link yang saya berikan justru tak dimasukkan dalam hasil laporan diskusi yang disusunnya.

Pdt. Teguh Hindarto, anda sudah melanggar Kel 20:16 dan banyak ayat-ayat yang lainnya. Silahkan bertobat!

Lalu soal men-delete, jelas-jelas beliau menghapus beberapa komentar saya yang penting dan tidak merupakan �pernyataan kasar� / �pengulangan�. Misalnya soal tanggapan saya tentang Yoh 1:1 (dalam debat soal Tritunggal) dan juga soal rasul Paulus yang bisa berbahasa Yunani. Mengenai soal �pernyataan kasar� oleh saya, silahkan para pembaca buktikan sendiri di seluruh diskusi ini (juga diskusi tentang Tritunggal dan keselamatan), termasuk semua kata-kata kasar dan fitnah Pdt. Teguh Hindarto. Ketika saya melontarkan �kata-kata kasar�, saya tidak hanya asal ngomong, tapi itu memang sesuai dengan kenyataannya.

Saya jelaskan konteksnya:

Pak Teguh menafsirkan Yoh 17:6 dengan kacau balau tanpa melihat konteksnya, saya sudah mengajarinya bagaimana salah satu prinsip penafsiran yang benar dengan berkata: �Baik pak M.Th, saya akan ajari anda, begini, salah satu prinsip penafsiran yang benar saat hendak menafsirkan suatu teks dalam KS adalah: kita harus menafsirkan teks tersebut berdasarkan pada KONTEKS yang ada! Anda sudah mengerti? Tolong diparaktekkan ya, jika tidak, maka penafsiran anda itu bukan hanya aneh bin ajaib, tapi juga aneh bin ngalor ngidul! Nilai anda akan merah loh nanti�� Eh, sang �Master teologia� ini malah berkata: �He..he...saya tahu, Anda mulai terjebak dengan teori dan tafsir konyol Anda dan Anda malu ketika tersudut dengan tantangan saya tersebut. NAMA ITU TIDAK MENGENAL KONTEKS! Dimanapun kata NAMA diletakkan selalu menunjuk pada PRIBADI YANG MEMILIKI NAMA bukan yang lain (apa yang dikerjakannya).� Ini jelas pernyataan yang semau gue! Dibagian lain dia bicara konteks tapi jika sudah bicara mengenai nama YHWH, wah, langsung �ngamuk� dan ngotot mengatakan pokoknya �NAMA ITU TIDAK MENGENAL KONTEKS!� (begitu juga dengan persoalan dalam Mat 7). Saya sudah menjelaskan hal ini dan mempertanyakan beberapa hal tentang ini (Yoh 17) dan dia tak mau menjawabnya, malah justru menghindarinya! Saya sudah katakan padanya bahwa: �Nama dan Firman memang punya arti yang berbeda, tetapi bagaimana memahami kata �nama� dalam suatu teks, maka KONTEKS sangat berperan penting! Itu bukan hanya berlaku untuk kata �nama� saja, tapi untuk semua kata / kalimat yang ada di KS. Inilah salah satu prinsip penafsiran yang benar dan komprehensif! Tapi sama sekali tak digubris!

Disamping itu, sang �Master teologia� ini juga melakukan eisegesis pada keluaran 3:15; 1 tawarikh 16:18; Mazmur 22:22 dan Amsal 18;10, mendasari argumentnya pada versi PB Peshitta yang merupakan terjemahan dari PB Yunani, berargument bahwa karena Yesus berkomunikasi dalam Ibrani , maka PB ditulis dalam Ibrani, menganggap kata KITA dalam Kejadian 1:26 menunjuk pada Yahweh, Firman dan Roh-Nya beserta para malaikat, mengklaim bahwa Kristen berakar pada Yudaisme dan mengharuskan untuk kembali ke akar ibrani, menganggap keselamatan dengan episentrum Yerusalem dan menerima Mesias Ibrani serta ibadah Yudaik, setuju / mengajarkan sabelianisme dan berbagai logika jungkir balik lainnya.

Oleh karena itu, tak salah jika saya mengganti gelar �M.Th� yang disandangnya dengan Master goblok! Mengapa? Karena Sang �ilmuan� yang �jago ibrani� ini memang goblok setengah hidup (bukan setengah mati)! Juga tak salah jika saya katakan bahwa beliau pasti jebolan sekolah Teologi angin ribut!
Demikian pula dengan gelar pendeta yang beliau sandang, seharusnya diganti pendusta, karena Sang �ilmuan� yang mengaku sebagai �Rohaniawan� ini telah berkali-kali berdusta. Bukan hanya pada saya, tapi juga terhadap orang lain; misalnya saat melakukan debat terbuka dengan Pdt. Budi Asali di Surabaya, Teguh Hindarto karena sudah terdesak, akhirnya mengakui bahwa bahasa asli Perjanjian Baru adalah Yunani. Tapi apa yang terjadi setelah itu? Sang �Rohaniawan� ini kembali berdusta dengan menulis di internet dan mengklaim bahwa bahasa asli PB adalah Ibrani ! Karena itu, tak ada yang salah jika saya katakan bahwa Teguh Hindarto sebetulnya bukan seorang pendeta / rohaniawan, tetapi lebih cocok sebagai pendusta!

Sekarang para pembaca bisa melihat kata-kata kasar dari pak Teguh Hindarto pada saya di debat ini (termasuk diskusi soal Tritunggal & Keselamatan: http://albertrumampuk.blogspot.com/2011/01/kesesatan-sekte-yahwehisme-bagian.html dan disini: http://albertrumampuk.blogspot.com/2011/01/kesesatan-sekte-yahwehisme-iman-versus.html): �AMNESIA, LINGLUNG, DAYA TANGKAP YANG LAMBAT, AROGAN, SOK TAHU, KEBODOHAN PERMANEN�, dsb.

Saya bahkan tak pernah mengatakan beliau sebagai �goblok permanen�, karena saya tahu beliau pasti bisa pintar. Dalam hal ini, Kitab Suci juga sering mencatat �kata-kata kasar� dari para rasul dan bahkan Yesus sendiri. Misalnya saat rasul Paulus mengutuk para penyesat di jemaat Galatia, Yesus berkata munafik, bodoh, dsb, untuk para Farisi. Apakah pak Teguh berani katakan bahwa Paulus dan Yesus telah berlaku kasar dan tidak intelektual? Yesus mengatakan bodoh dan munafik pada orang Farisi saat itu, karena mereka memang bodoh dan munafik. Tak ada yang salah dengan hal itu. Menjadi salah, ketika Pdt. Teguh Hindarto mengatakan saya sebagai �sok tahu� dan �bodoh permanen�, mengapa? Karena saya memang tidak sok tahu, saya bisa membuktikan bahwa ajaran tentang keharusan nama YHWH itu memang salah dan tidak Alkitabiah. Saya juga tidak �bodoh permanen� karena bukan seperti orang gila / idiot yang mempunyai tingkat kecerdasan berpikir yang sangat rendah. Lalu siapa yang bodoh? Silahkan para pembaca menilainya sendiri.

Mengenai soal pengulangan argumen yang dituduhkan dan karena itu membuatnya menghentikan diskusi, memang, kadangkala saya berusaha untuk memberi penjelasan padanya secara berulang-ulang, misalnya soal nama TUHAN yang hanya ditulis dengan 4 huruf mati YHWH dalam PL Ibrani, tapi ternyata itupun tak bisa membuatnya mengerti namun justru mempertahankan pandangannya yang salah. Apa boleh buat? Silahkan saja, rupanya maksud baik saya itu disalahtafsirkan olehnya. Namun sebaliknya, justru banyak argument baru saya yang tidak bisa dijawab, misalnya soal Yoh 17:6; Yoh 1:1, soal nama YHWH yang tertulis di dahi (penglihatan dukun) dan juga tentang Paulus yang bisa berbahasa Yunani. Yang pasti, seluruh perdebatan ini selalu diakhiri oleh sanggahan / argument dari saya. Saya yakin penghentian diskusi yang dilakukan oleh-nya bukan karena mengalah, tapi karena dia memang merasa sudah terkalahkan! 

Semoga diskusi ini bisa membawa manfaat.

HARUSKAH NAMA YAHWEH DIGUNAKAN? SEBUAH PERDEBATAN ANTARA ALBERT RUMAMPUK VS PDT. TEGUH HINDARTO M.Th [PART 1]

Tanggal 20 November 2010 yang lalu, Pdt. Teguh Hindarto M.Th (seorang pemuja nama YHWH) membuat catatan tanggapan atas tulisan saya yang berjudul: “SEKTE YAHWEHISME: SEKTE YANG ANEH BIN AJAIB”. Tulisannya itu diberi judul “SEKTE YAHWEH?”
(http://www.facebook.com/notes/shem-tov/sekte-yahweh/463754383810). Kami lalu terlibat diskusi didalamnya sampai berhari-hari.

Saya sangat heran dengan jalan pikiran pak Teguh, bukan hanya karena dia menafsirkan Kitab Suci dengan sembrono, tapi juga mendasari imannya pada seorang dukun! Disamping itu, sikap yang ditunjukkan oleh pak Teguh begitu sangat arogan dengan mempersalahkan semua Teolog / panafsir dan ahli sejarah, menganggap bahwa ketidakpastian pengucapan nama YHWH hanyalah ‘Mitos akademik’ dan mengklaim bahwa bahasa asli Perjanjian Baru adalah Ibrani. Anehnya, dia mendasari argumentnya pada versi Peshitta Aramaic yang jelas – jelas merupakan terjemahan pada abad ke 5 dari PB Yunani. Lalu bagaimana dengan Perjanjian Baru Ibrani yang diklaim sebagai asli PB? Dia sama sekali tak menggunakannya sebagai dasar argument tetapi justru menggunakan versi Peshitta dan bahkan mengeksposisi ayat-ayat Alkitab berdasar pada PB Yunani. Saya memakluminya, karena memang versi PB Ibrani (seperti Shem Tov dan Du Tillet) jelas-jelas merupakan tulisan pada abad pertengahan dan hanya memuat Injil Matius saja. Tetapi sekalipun demikian, Pdt. Teguh Hindarto yang mengaku sebagai seorang ‘Rohaniawan’, ‘Ilmuan’ dan ‘jago bahasa Ibrani’ ini, tetap saja ngotot mengkalim bahwa bahasa asli PB adalah Ibrani, sekalipun sampai sekarang dia tak bisa menunjukkan bukti materilnya. Sungguh pikiran yang aneh bin ajaib! 

Sebetulnya saya tidak akan memuat perdebatan tentang nama Tuhan ini. Tetapi karena Pdt. Teguh Hindarto memuatnya di situs Messianic Indonesia, dan juga telah menyebarkan kebohongan, maka saya memandang perlu untuk menyajikannya disini, sekaligus menanggapi dusta yang telah disampaikannya itu.  Diskusi yang akan saya sajikan ini, bukan bermaksud untuk menyombongkan diri, dsb. Saya tahu, saya hanyalah seorang awam yang pasti bisa salah dan harus terus belajar dan belajar. Paling tidak, biarlah diskusi ini bisa dijadikan perbandingan / menambah wawasan kita tentang ajaran dari kelompok pengagung nama YHWH. Karena diskusi yang kami lakukan sangat panjang (sekalipun beberapa komentar saya dihapus oleh Pdt. Teguh), maka saya tidak akan memuatnya secara keseluruhan dan menuliskannya per topic agar tidak kacau balau. Berikut perdebatan antara saya dengan Pdt. Teguh Hindarto M.Th. Selamat menyimak!

Teguh Hindarto:

Mengenai pernyataan Sdr Albert Rumampuk “tidak ada rumus yang mengatakan bahwa nama Yahweh” harus diucapkan, tentu saja tidak memiliki dasar yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kitab TaNaKh, mencatat bahwa nama-nama tokoh Kitab Suci, selalu memiliki arti dan maksud tertentu. Namun tidak sepenuhnya kita mengerti, jika hanya mengandalkan naskah kitab suci terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia, tanpa melihat struktur dalam bahasa aslinya, Ibrani. Contoh: Nama Noakh bermakna “menghibur”. Dalam teks Ibrani berbunyi, “wayiqra et shemo Noakh lemor, zeh yanakhamenu mimmaashenu umeitsvon yadenu min haadamah asyer errah Yahweh”. Kata “yenakhamenu” merupakan kata kerja piel orang ketiga tunggal dari “nakham” yang artinya “menghibur”. Kemudian, nama “Avraham” memiliki makna, “Bapa dari sekian banyak bangsa-bangsa”. Dalam teks Ibrani berbunyi, “…wehayah shimkha Avraham, ki Av hamon goyim netatiyka”. Penambahan huruf h (heh) pada nama אברם (Avram) menjadi אברהם (Avraham), berkaitan dengan kata המון (hamon) yang artinya “melimpah”. Nama Yitskhaq bermakna “dia tertawa”. Dalam Kejadian 21:6 dikatakan, “tsekhoq asyah li Elohim, kal hashome’a yitskhaqli”. Kata “yitskhaq” merupakan bentuk imperfek dari “tsakhaq” yang artinya “tertawa”.

Dari pemaparan di atas, kita mendapatkan kesimpulan bahwa nama memiliki makna yang mendalam. Latar belakang pemberian nama, dapat dikarenakan suatu peristiwa yang sedang dialami atau suatu perkataan yang diucapkan atau suatu sikap di dalam diri kita, serta menyiratkan sesuatu yang akan dikerjakan oleh individu yang hendak diberi nama. Hanya orang tua yang tidak bertanggung jawablah yang memberikan nama anaknya dengan tidak memikirkan maknanya.

Demikian pula dengan nama Sang Pencipta. Apakah Dia diberi nama oleh umat-Nya? Apakah umat-Nya menamai berbagai sifat yang melingkupi diri-Nya? Atau sebaliknya, Dia yang menyingkapkan nama-Nya dan menghendaki nama-Nya dipanggil oleh umat-Nya? Kitab Suci merekam pertemuan agung antara Tuhan Semesta Alam dengan Moshe di Sinai (Kel 3:1-22). Tuhan Yang Agung menampakkan diri dalam bentuk api di semak-semak, namun api tersebut tidak membakar semak-semak tersebut. Ketika Moshe hendak diutus Sang Pencipta untuk membebaskan umat Yishrael dari perbudakan Bangsa Mitsrayim, maka Moshe bertanya kepada Sang Pencipta, “mah shemo?” (siapakah nama-Nya). Dalam tata bahasa Ibrani, untuk menanyakan sesuatu atau seseorang, biasanya digunakan bentuk tanya “mi?” Namun penggunaan kata “ma”, bukan hanya bermaksud menanyakan nama secara literal namun hakikat atau pribadi dibalik nama itu1.

Terdengarlah suara bergema diangkasa, “Ehyeh Asyer Ehyeh” yang artinya “AKU ADA YANG AKU ADA”. Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkan, “AKU ADALAH AKU”. Terjemahan ini tidak tepat. Jika “AKU ADALAH AKU”, seharusnya teks Ibrani tertulis “Anokhi hayah Anokhi”. Kata “EHYEH”, merupakan bentuk kata kerja imperfek (menyatakan sesuatu yang sedang berlangsung atau belum selesai) dari akar kata “HAYAH”. G. Johanes Boterweck dan Helmer Ringren dalam Theological Dictionary of The Old Testament menjelaskan, bahwa kata “Hayah” digunakan dalam Perjanjian Lama dan diterjemahkan dengan opsi sbb: {1} “Exist, be Present” (Ada, Hadir) {2}”Come into Being” (menjadi) {3} Auxilaries Verb (kata kerja bantu)2. DR. Harun Hadiwyono dalam bukunya Iman Kristen, menyatakan bahwa kata “Ehyeh” bermakna “Aku Berada”. Namun saya lebih cenderung menerjemahkannya menjadi “AKU (AKAN) ADA”.
DR. Harun Hadiwyono selanjutnya menegaskan implikasi sebutan “Ehyeh” oleh Yang Maha Kuasa, yaitu bahwasanya Tuhan bagi Musa dan Israel bukanlah Tuhan yang tidak bergerak, bukan Tuhan yang mati melainkan Tuhan yang hidup dan penuh dinamika3. Saya sependapat dengan beliau, bahwa makna dan implikasi penggunaan kata kerja ‘EHYEH” mengandung muatan teologis yang mendalam, bahwa Tuhan yang mengutus Moshe adalah Tuhanyang senantiasa berkarya, menjadi dan tidak pernah berdiam diri. Implikasi teologis bagi kita yang hidup ribuan tahun setelah Moshe, bahwa kita bukan sedang menyembah “tuhan” yang berwujud patung atau benda mati. Bukan pula memuja kekuatan-kekuatan alam yang dipertuhan seperti angin ribut, halilintar, dll.

Banyak yang memahami ayat ini sebagai penolakan Tuhan untuk menjawab pertanyaan Moshe, sehingga Dia memberikan teka-teki dengan ucapan “Ehyeh”. Demikianlah Stefan Leks dalam bukunya, Menuju Tanah Terjanji, menjelaskan: “Maka jelaslah ungkapan Alkitabiah ini menegaskan akan adanya Tuhan, tetapi sebenarnya tidak memberi jawaban siapakah nama Tuhan itu”4.

Penyingkapan tabir hakikat dan nama Sang Pencipta tertulis dalam Keluaran 3:15, "Yahweh Elohe avotekem, Elohe Avraham we Elohe Yishaq we Elohe Yaaqov, shelakhmi aleikem, ze shemi le olam we ze zikri le dor dor" (Yahweh, Tuhan nenek moyangmu Tuhan Abraham, Tuhan Yitshaq dan Tuhan Yaaqov Telah mengutus aku kepadamu Inilah nama-Ku untuk selamanya Dan inilah pengingat-Ku turun temurun). Perhatikan frasa Ibrani Keluaran 3:15 sbb:

יהוה אלהי אבתיכם אלהי אברהם אלהי יצחק ואלהי יעקב
 שׁלחני אליכם זה־שׁמי לעלם וזה זכרי לדר דר׃

Frasa “zeh shemi leolam” (inilah nama-Ku Yang Kekal), menunjuk kepada nama “Yahweh”. Ada yang berpendapat, bahwa “Yahweh” adalah kata kerja imperfek orang ketiga tunggal. Ini pendapat yang keliru. Sekalipun akar kata “Yahweh” adalah “hayah”, sehingga “Yahweh” bermakna “Dia Ada”. Namun bentuk kata kerja orang ketiga tunggal dari “hayah” adalah “yihyeh”. Adapun “Yahweh” adalah nama dari Tuhan Avraham, Yitskhaq dan Yaakov. Makna nama Yahweh sendiri adalah “YANG SENANTIASA ADA, HADIR, BERBUAT, BERKARYA, BERTINDAK”.

Keluaran 3:14 menyingkapkan “sifat dan keberadaan” Sang Pencipta, melalui bentuk kata kerja imperfek orang pertama tunggal, “Ehyeh”. Sementara Keluaran 3:15 menyingkapkan bahwa nama Tuhan dari Avraham, Yitshaq dan Yaakov bernama Yahweh. Nama ini bukan hasil penelitian Moshe atau penjelajahan Moshe dalam dunia esoteris sehingga berhasil mendapatkan nama Sang Pencipta, melainkan penyingkapan nama Sang Pencipta adalah INISIATIF Sang Pencipta sendiri, untuk memperkenalkan jati diri-Nya pada Musa dan Yisrael. Berbeda dengan agama-agama yang menamakan berbagai gejala alam (angin, hujan, badai, panas, dll) menjadi nama tuhan mereka, maka Yudaisme dan Kekristenan, berangkat dari keyakinan bahwa Tuhan telah memperkenalkan nama pribadi-Nya, karena Dia berkehendak untuk dikenal oleh umat-Nya.

Apakah Nama Yahweh mengandung kuasa? Jika nama Yahweh memiliki makna yang mendalam dan ada kaitannya dengan kata “HAYAH” (berada, hadir, bertindak), maka nama Yahweh tentunya memiliki kuasa yang luar biasa. Dikatakan dalam Sefer Mishley (Ams 18:10), “migdal oz shem Yahweh, bo yaruts tsadiq we nisgav”, yang artinya “nama Yahweh adalah menara yang kokoh, orang benar berlari menghampirinya dan menjadi selamat”. Ayat ini menegaskan bahwa nama Yahweh berkuasa untuk menyelamatkan. Bangsa Yisrael sebagai umat perjanjian Yahweh telah berkali-kali membuktikan kedahsyatan nama Yahweh. Yahweh telah menunjukkan keperkasaannya dengan menghukum tuhan orang Mitsrayim dengan sepuluh tulah, dengan membelah Yam Suf [laut Suf] dengan angin timur yang kuat, dengan mengirimkan manna dari langit yang memelihara perjalanan orang Yishrael di padang gurun sehingga tidak kelaparan, dengan memayungi bangsa Yishrael dengan tiang awan pada waktu siang hingga tidak kepananasan dan dengan tiang api pada waktu malam, sehingga tidak kedinginan dan dikuasai gelap, dengan memberikan kemenangan dalam peperangan melawan para penyembah berhala. Bukti keperkasan nama Yahweh adalah ketika Nabi EliYah melawan lima ratus nabi Baal di gunung Horev dan Yahweh yang disembah dan dipanggil nama-Nya menjawab dengan api yang menyambar dari langit (1 Raj 18:20-46).

Albert Rumampuk:

Teguh: Kitab TaNaKh, mencatat bahwa nama-nama tokoh Kitab Suci, selalu memiliki arti dan maksud tertentu. Namun tidak sepenuhnya kita mengerti, jika hanya mengandalkan naskah kitab suci terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia, tanpa melihat struktur dalam bahasa aslinya, Ibrani. Contoh: Nama Noakh bermakna “menghibur”. Dalam teks Ibrani berbunyi, “wayiqra et shemo Noakh lemor, zehyanakhamenu mimmaashenu umeitsvon yadenu min haadamah asyer errah Yahweh”. Kata “yenakhamenu” merupakan kata kerja piel orang ketiga tunggal dari “nakham” yang artinya “menghibur”. Kemudian, nama “Avraham” memiliki makna, “Bapa dari sekian banyak bangsa-bangsa”. Dalam teks Ibrani berbunyi, “…wehayah shimkha Avraham, ki Av hamon goyim netatiyka”. Penambahan huruf h (heh) pada nama אברם (Avram) menjadi אברהם (Avraham), berkaitan dengan kata המון (hamon) yang artinya “melimpah”. Nama Yitskhaq bermakna “dia tertawa”. Dalam Kejadian 21:6 dikatakan, “tsekhoq asyah li Elohim, kal hashome’a yitskhaq li”. Kata “yitskhaq” merupakan bentuk imperfek dari “tsakhaq” yang artinya “tertawa”.

Dari pemaparan di atas, kita mendapatkan kesimpulan bahwa nama memiliki makna yang mendalam. Latar belakang pemberian nama, dapat dikarenakan suatu peristiwa yang sedang dialami atau suatu perkataan yang diucapkan atau suatu sikap di dalam diri kita, serta menyiratkan sesuatu yang akan dikerjakan oleh individu yang hendak diberi nama. Hanya orang tua yang tidak bertanggung jawablah yang memberikan nama anaknya dengan tidak memikirkan maknanya.
-----------

Albert: Diatas anda hanya mengatakan bahwa nama tokoh2 KS, mempunyai makna tertentu. Anda menekankan MAKNA pada sebuah NAMA! Apakah itu sebuah jawaban dari argument saya bahwa TIDAK ADA RUSMUS bahwa nama YHWH tak boleh diganti2? Tidak, anda belum menjawabnya!
Diatas anda hanya memberi makna nama dari YHWH; "Terdengarlah suara bergema diangkasa, “Ehyeh Asyer Ehyeh” yang artinya “AKU ADA YANG AKU ADA”. " Itu muncul karena pertanyaan Musa: "Moshe bertanya kepada Sang Pencipta, “mah shemo?” (siapakah nama-Nya)" Anda juga katakan implikasi teologisnya bahwasanya Tuhan bagi Musa dan Israel bukanlah Tuhan yang tidak bergerak, bukan Tuhan yang mati melainkan Tuhan yang hidup dan penuh dinamika, bukan berwujud patung atau benda mati.

Teguh: Keluaran 3:15, "Yahweh Elohe avotekem, Elohe Avraham we Elohe Yishaq we Elohe Yaaqov, shelakhmi aleikem, ze shemi le olam we ze zikri le dor dor" (Yahweh, Tuhan nenek moyangmu Tuhan Abraham, Tuhan Yitshaq dan Tuhan Yaaqov Telah mengutus aku kepadamu Inilah nama-Ku untuk selamanya Dan inilah pengingat-Ku turun temurun). Perhatikan frasa Ibrani Keluaran 3:15 sbb:

יהוה אלהי אבתיכם אלהי אברהם אלהי יצחק ואלהי יעקב
שׁלחני אליכם זה־שׁמי לעלם וזה זכרי לדר דר׃
Frasa “zeh shemi leolam” (inilah nama-Ku Yang Kekal)

Albert: Disini anda menekankan bahwa nama YHWH KEKAL! Dan Keluaran 3:15 menyingkapkan bahwa nama Tuhan dari Avraham, Yitshaq dan Yaakov bernama Yahweh. Baik, perhatikan ayat tersebut,
Keluaran 3:15, "Yahweh Elohe avotekem, Elohe Avraham we Elohe Yishaq we Elohe Yaaqov, shelakhmi aleikem, ze shemi le olam we ze zikri le dor dor" (Yahweh, Tuhan nenek moyangmu Tuhan Abraham, Tuhan Yitshaq dan Tuhan Yaaqov Telah mengutus aku kepadamu Inilah nama-Ku untuk selamanya Dan inilah pengingat-Ku turun temurun)

Saya tidak melihat bahwa ayat ini menekankan bahwa YHWH tak boleh diganti-ganti! Nama TUHAN memang adalah YHWH dan itu tidak berubah (selamanya), tetapi tidak menunjukkan bahwa nama itu tak bisa diganti2. Jika memang anda menafsirkan bahwa YHWH tak boleh di ganti2, maka cara penyebutan nama itu juga harus benar. Kelompok anda mengklaim bahwa YHWH dibaca YAHWEH, dari mana anda dapat penyebutan seperti itu??

Teguh: Dikatakan dalam Sefer Mishley (Ams 18:10), “migdal oz shem Yahweh, bo yaruts tsadiq we nisgav”, yang artinya “nama Yahweh adalah menara yang kokoh, orang benar berlari menghampirinya dan menjadi selamat”.

Albert: Disitu anda menekankan bahwa nama YHWH punya kuasa menyelamatkan. Saya tanya, apakah huruf Y-H-W-H yang punya kuasa? Tidak! Pribadi-Nya yang berkuasa! Ams 18:10 menjelaskan bahwa 'nama' itu bicara tentang 'pribadi/diri' YHWH dan bukan pada hurufnya. Ayat inipun tidak mengharuskan manusia untuk memanggil nama YHWH.

Kedua ayat yang anda ajukan itu, sama sekali tidak membuktikan bahwa nama YHWH tak boleh diganti2.
Silahkan fokus pada ayat ini dulu, supaya tidak kacau. Monggo...

Berikut adalah jawaban pak Teguh Hindarto yang kemudian diperdebatkan dan yang akan saya buat per topik agar lebih sistematis:



MENGENAI KEHARUSAN NAMA YHWH OLEH PDT. TEGUH HINDARTO

Teguh Hindarto: 

Saya ini heran dengan pernyataan Anda yang tidak cerdas. Coba definisikan apa yang Anda maksudkan dengan kata KEHARUSAN itu! Sejak awal menulis note dan diskusi Anda bolak-balik mengucapkan kata tersebut tanpa mau tahu data-data Kitab Suci yang menuliskan nama Yahweh dalam PL sebanyak 6000 kali dan dalam Peshitta Aramaic sekitar 300 kali. Jika nama Yahweh itu tertulis dalam Kitab Suci itu tandanya ya harus diucapkan. Kata “harus” dalam konteks kalimat saya di atas setara dengan “keharusan” melaksanakan perintah-perintah lain dalam Kitab Suci. Kata “harus” di sini bukan dalam pengertian pemaksaan dan generalisasi.

Albert Rumampuk:

Lho, jika memang anda tidak mengharuskan nama YHWH, lalu mengapa anda membuat tulisan-tulisan tentang ‘keharusan nama YHWH’ seperti: “Nama Allah dan Urgensi Penggunaan Nama Yahweh Dalam Komunitas Kristiani”, melakukan debat terbuka tentang nama YHWH, bahkan mengklaim bahwa nama itu ada dalam PB yang aslinya adalah Ibrani atau Aramaic?? Ini saya kutip salah satu pernyataan anda:

Mengenai KEHARUSAN YHWH:

“Istilah Elohim telah diterjemahkan menjadi Allah kurang lebih 6000 kali. Nama Yahweh, telah diubah menjadi TUHAN sebanyak ...kurang lebih 3000 kali. Sementara nama Yahweh menjadi ALLAH, sebanyak kurang dari 3000 kali. Renungkan: PATUTKAH NAMA DIRI SANG PENCIPTA DIGANTI dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia? Jawaban atas pertanyaan ini, akan membawa anda pada implikasi yang kompleks.”

Dibagian ini anda mempertanyakan apakah nama diri Sang pencipta (YHWH) patut DIGANTI? Lalu anda mempertanyakan nama YHWH yang diganti TUHAN dan mempersalahkan LAI:

“Dalam Konferensi para penerjemah Alkitab pada tahun 1952 di Jakarta, ditetapkanlah supaya nama HUWA ditiadakan dan diganti menjadi TUHAN. Alasan terhadap persoalan tersebut adalah mengacu pada disertasi doktoral DR. H. Rosin, dosen STT Jakarta, tahun 1955 di Geneva Universiteit, bahwa empat huruf [tetragrammaton] YHWH, tidak dapat diucapkan [unpronounciable]. Karena tidak dapat diucapkan, maka petunjuk terarah adalah dengan menggunakan huruf kapital semua, TUHAN. Renungkan: LAI tetap mempertahankan penggunaan nama Allah dengan alasan nama itu telah dipakai sejak Ruyl, Lejdecker, Klinkert serta Bode. Anehnya, mengapa nama Yahweh yang telah dituliskan sejak masuknya Portugis ke Indonesia, tidak dapat dipertahankan? Jika empat huruf YHWH tidak dapat diucapkan, mengapa para penerjemah diatas, bahkan penerjemah dalam bahasa daerah sudah menggunakan nama Jehovah, Jehowa, Hoewa atau Huwa? Logiskah jika Musa, Ishak dan Yakub serta leluhur Israel tidak dapat mengucapkan nama Yahweh, padahal mereka berkomunikasi dengan Sang Pencipta secara audible? Jika naskah Kitab Suci berbahasa Ibrani dapat diterjemahkan dalam berbagai bahasa, mengapa nama Yahweh tidak dapat dituliskan? Bagaimana mungkin ada bahasa yang tidak dapat diterjemahkan dan ditransliterasikan? Dengan alasan apa Sang Pencipta memberitakan namaNya yang abstrak??”

Pernyataan anda ini jelas menunjukkan bahwa anda MENGHARUSKAN nama YHWH.
Ini sekaligus membongkar DUSTA anda yang mengatakan: "Tidak saya sangkali bahwa tugas saya memahsyurkan nama YHWH, namun menuduh saya... MENGHARUSKAN itu sudah persoalan lain. Anda berkhayal mengenai saya rupanya…." Kata "memasyurkan nama YHWH", jelas adalah bahasa ‘euphemisme’ yang anda bangga-banggakan itu. Ayat-ayat yang anda gunakan untuk mengharuskan nama itu, telah anda salah tafsirkan!

Teguh Hindarto:

Sekali lagi Anda semakin lambat berpikir. Memasyurkan nama Yahweh (sebagaimana kita memasyurkan nama Yesus Sang Juruslamat, Kis 19:17) bukanlah interpretasi dan euphemisme yang saya gunakan untuk menyembunyikan agenda saya (sebagaimana Anda tuduhkan {sejak awal Anda yang telah menuduh dan memfitnah saya dan teman-teman dengan julukan Sekte Yahweh, namun Anda senang berkelit dan narsis dan membalikkan tuduhan pada saya}). Memasyurkan nama Yahweh adalah KEHENDAK dan PERINTAH Yahweh sendiri dan KEWAJIBAN orang beriman sebagaimana dikatakan:

“akan tetapi inilah sebabnya Aku membiarkan engkau hidup, yakni supaya memperlihatkan kepadamu kekuatan-Ku, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi”(Kel 9:16)

“kamu yang takut akan Yahweh, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel!” (Mzm 22:23)

“Aku hendak bersyukur kepada-Mu selama-lamanya, sebab Engkaulah yang bertindak; karena nama-Mu baik, aku hendak memasyhurkannya di depan orang-orang yang Kaukasihi!” (Yes 52:11)

Buang emosi dan prasangka di hati. Belajarlah perlahan-lahan dengan tujuan mencari dan menemukan kebenaran, maka Anda akan mendapatkan mutiara kebenaran. Sekalipun gerakan ini sering dicemari dengan sikap-sikap berlebihan pengikutnya dan semangat yang merusak, namun jangan sampai kita gagal menangkap mutiara kebenaran di dalamnnya.

Albert Rumampuk:

Ayat-ayat yang anda gunakan seperti: Kel 9:16; Mzm 22:3 dan Yes 52:11; yang berisi kalimat “memasyhurkan nama TUHAN”, itu bicara tentang diri / pribadi dari Tuhan (YHWH), bukan nama / huruf Y-H-W-H itu! Ketika Kristen memasyhurkan diri / pribadi YHWH dengan sebutan ALLAH, kami tidak memaksudkan hal itu pada JIN / SETAN / BERHALA dari Arab, tapi pada DIRI / PRIBADI YHWH itu sendiri. Ketika Yesus dan para rasul “memasyhurkan nama YHWH” dengan sebutan KURIOS atau THEOS, mereka tak memaksudkannya pada suatu DEWA, BERHALA, dsb, tapi itu menunjuk pada DIRI / PRIBADI YHWH.

Saya tak ingin punya Tuhan (“YHWH”) seperti yang anda miliki, yang tak bisa mengerti atau memahami maksud hati dari semua orang Kristen diseluruh penjuru dunia, para rasul atau bahkan Yesus Kristus sendiri, ketika kami menyebut YHWH kami dengan sebutan ALLAH, TUHAN,LORD, GOD, KURIOS atau THEOS. Mungkin anda perlu berdoa dan BERTANYA pada “YHWH” anda, apakah dia memang Tuhan YANG MAHA TAHU, atau justru tuhan JADI-JADIAN??!

Silahkan anda berdoa dan berpuasa (bila perlu selama 40 hari 40 malam), dan tanya: apakah "YHWH" anda itu memang adalah Tuhan yang MAHA TAHU atau Tuhan 'jadi-jadian' ?? Saya kira justru anda yang sedang emosi dan gagal menangkap mutiara kebenaran di dalamnya.

Teguh Hindarto:

Saya tanya: (1) dimana AYAT yang MEMERINTAHKAN nama Yahweh dapat diganti-ganti dengan nama yang lain! Jangan menjawab dengan menyodorkan Kitab Perjanjian Baru berbahasa Yunani yang menyalin dalam gelar Kurios, karena itu bukan perintah namun penerjemahan. Saya meminta ayat buktinya! (2) Bisakah nama Anda diganti-ganti?

Albert Rumampuk:

Sudah dijelaskan di note saya:
[1] Septuaginta GANTI YHWH dengan KURIOS, dan itu digunakan pada masa Yesus dan para rasul.
[2] Perjanjian Baru GANTI YHWH dengan KURIOS, dan tulisan itu adalah ILHAM dari ROH KUDUS.

Saya tahu anda pasti akan gunakan jurus bahwa PB aslinya Ibrani, karena jika tidak demikian, maka keharusan nama YHWH adalah sebuah kekonyolan! Silahkan buktikan saja bahwa PB aslinya Ibrani!
Mengenai nama saya yang diganti, tak masalah; saya sering dipanggil ABE, teman SMA saya sering sebut LABERE (untuk ngeledek saya), dsb, tak masalah kok...

Teguh Hindarto:

Yang saya tanyakan AYAT dan PERINTAH yang menyatakan “Aku akan mengganti nama-Ku dengan Kurios!” Anda hanya MENAFSIRKAN nama Yahweh yang ditulis Kurios dalam PL dan PB sebagai sebuah instruksi dan perintah, padahal penulisan tersebut... terkait dengan PENAFSIRAN Yahudi setelah pulang dari Babilon yang tidak mau menyebut nama Yahweh secara lisan dan mengganti dengan bentuk penghormatan (bukan mengganti namanya sebagaimana Anda fikirkan) Adonai. Namun naskah Masoretik tetap menuliskan nama Yahweh secara literal. Nah, tradisi lisan ini kemudian diteruskan menjadi tradisi tertulis khususnya saat menerjemahkan TaNaKh ke dalam bahasa Yunani yang disebut Septuaginta. Nah, penyalin dan penerjemah Kitab Perjanjian Baru (istilah yang dipergunakan oleh gereja yang menggunakan Peshitta PB, orang-orang yang menerjemahkan tersebut disebut “Zorba”) meneruskan tradisi Septuaginta dengan menuliskan Kurios saat menuliskan nama Yahweh. Namun Peshitta tetap menuliskan dengan Mar-Yah.

Nah, apa yang Anda TAFSIRKAN sebagai perintah penggantian ternyata KESALAHAN INTERPRETASI. Penulisan Kurios untuk Yahweh adalah adaptasi penyalin PB Yunani dengan merujuk Kitab Septuaginta.

Albert Rumampuk:

Diatas sudah saya buktikan bahwa PB ditulis dalam bahasa Yunani dan bukan Ibrani atau Aram! Saya sudah memberi sumber dari berbagai buku / ensiklopedi dan telah menyanggah adanya kata-kata semitik dalam PB. Anda menanyakan AYAT dan PERINTAH yang menyatakan “Aku akan mengganti nama-Ku dengan Kurios!” ? Mau terapkan metode penafsiran Literal anda yang kacau balau itu? Coba berikan saya ayat yang mengatakan bahwa Yesus pernah berkata: “Aku adalah YHWH, sembahlah Aku”??? Saya akan masuk sekte Yahwehisme jika anda bisa memberikannya pada saya!!!

PB MENGGANTI YHWH dengan KURIOS dan itu ditulis oleh para rasul yang DIILHAMI oleh ROH KUDUS yang adalah Allah itu sendiri! Dari situ saya mendapatkan bahwa secara implicit / tidak langsung, Allah memang ‘memerintahkan’ untuk MENGGANTI YHWH menjadi KURIOS. Mempersalahkan para penulis PB yang melakukan penggantian itu, sama dengan MEMPERSALAHKAN TUHAN itu sendiri! Apa kehebatan anda, hai pak Teguh? Bukankah anda hanya debu dalam debu??? 


MENGENAI BERBAGAI VERSI KITAB SUCI YANG MENCANTUMKAN NAMA YHWH

Teguh Hindarto:

Baik, Anda rupanya sudah mulai tenang dan belajar sopan dalam berargumentasi. Walau belum runtut cara Anda membuat penalaran dan argumentasi namun saya akan menghargai Anda dengan mulai memberikan jawaban sebagaimana yang Anda mau. Pertanyaan dan tuntutan Anda bahwa saya belum menjawab adakah rumus yang melarang mengganti nama YHWH, sebenarnya sudah terjawab dengan saya memberikan kajian teks Ibrani dan perbandingan terjemahan dalam versi YLT, ASV, NJB, dll.

Albert Rumampuk:

Sebetulnya saya mau runtut, tapi diatas terbukti saat saya mempermasalahkan tentang ‘sekte’ misalnya, anda malah memfitnah saya dengan mengatakan bahwa saya telah mengatakan Yesus dan para rasul beragama Kristen, lalu mengatakan saya sesumbar, ajak berkelahi, dsb. Siapa yang tidak argumentatif? Karena itu, saya langsung mempertanyakan inti yang sedang saya persoalkan (mengenai keharusan nama YHWH).

Diatas anda mengatakan bahwa: “Kitab Suci terjemahan berbahasa asing seperti Young’s Literal Translation (YLT), New Jerusalem Bible (NJB), American Standard Version (ASV) mencantumkan nama YAHWEH, JEHOVAH dalam terjemahannya jauh sebelum adanya kontroversi penggunaan nama YHWH di Indonesia, apa yang salah? Mengapa mereka tidak Anda juluki sebagai sebuah terjemahan dengan nama “Terjemahan Sekte Yahweh?”

Jawab: Mereka mencantumkan YAHWEH / JEHOVAH dimana? Di PL atau di PB? Apanya yang salah jika di cantumkan di PL? Sama seperti KJV di Ul 6:3 yg menurut anda mencantumkan Jehovah. Apakah berbagai versi itu MEGHARUSKAN penggunaan Yahweh? Jika tidak, tak ada salahnya jika mereka mencantumkan nama TUHAN itu di PL. Terjemahan ILT yang justru kacau balau karena mengganti kata EL dengan ELOHIM. bahkan kata Allah yang dalam bahasa aslinya (Yunani) seharusnya = THEOS [misalnya di Yoh 1:1], diubah menjadi ELOHIM, dsb, disamping terjemahannya dicurigai sebagai ‘bajakan’ terhadap
LAI. KS-ILT memang bisa disebut sebagai “terjemahan sekte Yahwehisme”!

Teguh Hindarto:

Saya bukan memfitnah Anda dengan “dengan mengatakan bahwa saya telah mengatakan Yesus dan para rasul beragama Kristen”. Saya hanya membantah pernyataan Anda bahwa apa peduli kita dengan pandangan Yudaisme dengan Kekristenan? Justru itu saya hendak membuka mata dan wawasan Anda bahwa sejak awal Kekristenan bukan agama yang berdiri sendiri melainkan salah satu ranting dari Yudaisme.
American Standard Version, Indonesian Literal Translation, New Jerusalem Bible, Young’s Literal Translation mencantumkan nama Jehovah, Yahweh dalam terjemahan Perjanjian Lama dan mereka sudah terbit jauh sebelum ada kontroversi nama YHWH dan ALLAH di Indonesia bahkan sebelum KS-ILT terbit mereka sudah berpuluh-puluh tahun terbit dan dipergunakan di Amerika dan Eropa. Jadi penggunaan nama Yahweh bukan barang aneh apalagi dituduh kesesatan dan Yahwisme. Jika Anda menuduh demikian, berarti Anda menuduh Kitab TaNaKh Masoretik adalah produk Yahwisme karena mencantumkan nama YHWH di 6000 tempat dalam 39 kitab.

Mengapa Anda melakukan lompatan pembahasan dan mengambing hitamkan KS-ILT? Dalam pembahasan ini kita tidak sedang membicarakan KS-ILT. Bahkan saya pun memberikan penilaian kritis baik terjemahan LAI dan KS-ILT. Silahkan click link berikut agar menjadi bahan pelajaran bagi Anda

EVALUASI TERJEMAHAN LAI
EVALUASI TERJEMAHAN KS-ILT

Albert Rumampuk:

Yang jelas saya tidak pernah mengatakan bahwa “Yesus dan para rasul beragama Kristen”, anda hanya asal tuduh saja! Perlu anda tahu Yudaisme dan Kristen berbeda / bertolak belakang secara Frontal! Anda menggembar-gemborkan “kembali ke akar Ibrani”, saya peringati anda: hati-hati saja!

ASV, ILT, NJB dan YLT mencantumkan Jehovah dan Yahweh di PL, itu tak salah, menjadi salah jika versi2 itu mengharuskan nama YHWH. Tanakh itu adalah kitab2 dalam PL yang terdiri dari Torah, Neviim dan Ketuvim. Dalam PL yang aslinya Ibrani memang tak salah jika nama YHWH dicantumkan, tapi jika mengklaim bahwa PB aslinya juga Ibrani dan dengan demikian mencantumkan YHWH di PB, itu jelas produk dari Yahweism!

Saya memang menyinggung KS-ILT karena anda menggunakan berbagai versi Alkitab seperti: ASV, ILT, NJB dan YLT dan menuduh bahwa saya menganggap berbagai versi itu sebagai sesat dan produk dari Yahweism (lagi-lagi itu adalah fitnah anda pada saya). Makanya saya gunakan KS-ILT untuk menunjukkan bahwa versi itu “dicurigai” sebagai versi yang merupakan produk dari Yahweism. Tapi walau bagaimanapun, saya salut karena anda juga mengkritisi versi itu.

Teguh Hindarto:

Saya semakin heran dengan Anda? Anda ini benar-benar sudah melontarkan tuduhan negatif pada saya dan teman-teman saya dengan sebutan “sekte Yahwisme” dan kitab sucinya bernuansa “Yahwisme” namun Anda selalu berkelit dan mencuci diri dengan mengatakan tidak pernah melontarkan tuduhan dan balik menuduh saya. Tolong berdiskusi dengan bermutu dan cerdas. Saya lihat Anda hanya berputar-putar dan bermain kata. Justru Anda yang sudah MEMFITNAH KS-ILT sebagai bajakan dan terjemahan sekte Yahweh! Baca baik-baik pernyataan Anda sebelumnya di bawah ini:

“Terjemahan ILT yang justru kacau balau karena mengganti kata EL dengan ELOHIM. bahkan kata Allah yang dalam bahasa aslinya (Yunani) seharusnya = THEOS [misalnya di Yoh 1:1], diubah menjadi ELOHIM, dsb, disamping terjemahannya dicurigai sebagai ‘bajakan’ terhadap LAI. KS-ILT memang bisa disebut sebagai “terjemahan sekte Yahwehisme”!”

Lha khoq sekarang Anda berdaih menggunakan KS-ILT karena saya menggunakan versi kitab suci seperti ASV, NJB, YLT? Dimana saya mengatakan seperti itu? Anda nampaknya mengalami kekacauan orientasi diskusi. Jadi bukan saya menuduh Anda namun Anda sendiri yang telah mengatakan bahwa KS-ILT adalah produk sekte Yahweh.

Albert Rumampuk:

Wah, dengan anda semakin memperuncing bagian ini, anda justru akan semakin mempermalukan diri anda sendiri karena telah asal tuduh saya. Nih bukti tuduhan anda itu:

“American Standard Version, Indonesian Literal Translation, New Jerusalem Bible, Young’s Literal Translation mencantumkan nama Jehovah, Yahweh dalam terjemahan Perjanjian Lama dan mereka sudah terbit jauh sebelum ada kontroversi nama YHWH dan ALLAH di Indonesia bahkan sebelum KS-ILT terbit mereka sudah berpuluh-puluh tahun terbit dan dipergunakan di Amerika dan Eropa. Jadi penggunaan nama Yahweh bukan barang aneh apalagi DITUDUH KESESATAN dan YAHWEHISME. Jika Anda menuduh demikian, berarti Anda menuduh Kitab TaNaKh Masoretik adalah produk Yahwisme karena mencantumkan nama YHWH di 6000 tempat dalam 39 kitab.”

Sudah lihat fitnah anda itu? Siapa yang menuduh bahwa ASV, ILT, NJB dan YLT, sebagai SESAT dan YAHWEHISME?? Bisa baca tidak, pernyataan saya diatas? Apalagi ditambah dengan menuduh saya bahwa Tanakh adalah produk Yahwehisme, bertobat pak! Lalu, menurut anda KS-ILT itu produk / terjemahan siapa? Kelompok Hindhu, Budha, KongHucu, Kristen atau para ‘pengagung nama YHWH’ ? Apa salahnya jika saya mengatakan itu produk kelompok Yahwehisme? Siapa yang kacau dalam berdiskusi?

Teguh Hindarto:

Pernyataan benar-benar kekanak-kanakkan dan hanya berputar-putar berkelit dari kesalahan yang telah dilakukan. Apakah Anda tidak bisa membaca penjelasan saya sebelumnya? Apakah saya mengatakan bahwa Anda telah menuduh sesat ASV, ILT, NJB, YLT? Coba baca perjelasan saya sebelumnya:

“Terjemahan ILT yang justru kacau balau karena mengganti kata EL dengan ELOHIM. bahkan kata Allah yang dalam bahasa aslinya (Yunani) seharusnya = THEOS [misalnya di Yoh 1:1], diubah menjadi ELOHIM, dsb, disamping terjemahannya dicurigai sebagai ‘bajakan’ terhadap LAI. KS-ILT memang bisa disebut sebagai “terjemahan sekte Yahwehisme”!”

Karena ulah Anda dan tuduhan Anda di atas, saya memberikan penegasan sbb: “Saya semakin heran dengan Anda? Anda ini benar-benar sudah melontarkan tuduhan negatif pada saya dan teman-teman saya dengan sebutan “sekte Yahwisme” dan kitab sucinya bernuansa “Yahwisme” namun Anda selalu berkelit dan mencuci diri dengan mengatakan tidak pernah melontarkan tuduhan dan balik menuduh saya. Tolong berdiskusi dengan bermutu dan cerdas. Saya lihat Anda hanya berputar-putar dan bermain kata. Justru Anda yang sudah MEMFITNAH KS-ILT sebagai bajakan dan terjemahan sekte Yahweh!”
Perhatikan pernyataan Anda sebelumnya: “KS-ILT memang bisa disebut sebagai “terjemahan sekte Yahwehisme”!”Bahkan dalam kesempatan sebelumnya Anda mengatakan “KS-ILT” adalah bajakan padahal ada copy right dan sumber rujukan yang jelas siapa penerbitnya dan sumber-sumber penerjemahannya. Justru LAI tidak memberikan kata pengantar dan rujukan kitab suci mana yang diterjemahkan?

Albert Rumampuk:

Wah, disini Pdt. Teguh Hindarto kembali BERDUSTA! Mengenai KS-ILT, lihat pernyataan lengkap saya:

“Terjemahan ILT yang justru kacau balau karena mengganti kata EL dengan ELOHIM. bahkan kata Allah yang dalam bahasa aslinya (Yunani) seharusnya = THEOS [misalnya di Yoh 1:1], diubah menjadi ELOHIM, dsb, disamping terjemahannya DICURIGAI SEBAGAI ‘BAJAKAN’ terhadap LAI. KS-ILT memang bisa disebut sebagai ‘terjemahan sekte Yahwehisme’!”

Anda bisa lihat tidak, kalimat saya itu? Saya tidak katakan bahwa KS-ILT adalah ‘bajakan’ (seakan-akan 100% / seluruhnya hasil copy dari LAI), tapi DICURIGAI sebagai ‘bajakan’! Lihat anda hanya mengutip asal-asalan dengan tidak mencantumkan seluruh kalimat saya. Minimal ILT sudah ‘membajak’ nama-nama dari 66 Kitab terjemahan LAI.

Saya beri kutipan pernyataan dari Ir. Herlianto:

“Soal hak ini justru menjadi boomerang bagi ILT karena ILT ternyata juga mencuri hak penerjemahan LAI tanpa meminta izin (setidaknya tidak disebutkan dalam Pengantar) dan sekarang meng’klaim’ sebagai hak cipta mereka! ILT masih menjiplak ke’66’ nama kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru terjemahan LAI termasuk singkatannya. Mengapa nama-nama kitab dan singkatannya ILT tidak membuat terjemahan sendiri? Suatu kejujuran yang masih setengah hati, bahkan sekarang dengan mendaftarkannya sebagai hak cipta ILT, berarti mencuri hak cipta LAI lalu diaku sebagai hak cipta sendiri!”

Disamping itu, lihat kekacauan terjemahan ILT yang mengganti kata EL dengan ELOHIM dan mengubah THEOS dengan ELOHIM, dsb. Katanya terjemahan Literal, lalu mengapa mengubah-ubah teks aslinya? Apakah salah jika saya mengatakan bahwa ILT adalah terjemahan dari sekte Yahwehisme? Emangnya itu produk dari Islam, Konghucu, Hindhu, Budha atau Kristen? Saya sudah mengulang-ulang hal ini, tapi anda seperti anak TK yang tak bisa ngerti-ngerti juga! Mengenai tuduh- menuduh, saya cukupkan sampai disini saja dan tidak akan memperpanjang lagi. Sebaiknya kita fokus pada inti persoalannya saja (keharusan nama YHWH). Saya berharap semoga anda bisa bersikap dewasa dan dapat mengertinya.
 

NAMA YAHWEH DIUCAPKAN OLEH YESUS DAN PARA RASUL

Teguh Hindarto:

Arah penjelasan saya adalah jika YHWH adalah nama yang terbukti tertulis dalam naskah Kitab Suci TaNaKh berbahasa Ibrani dan diucapkan oleh mulut para nabi bahkan Yesus serta rasulnya, lalu apa alasan Anda untuk mengganti nama YHWH?

Albert Rumampuk:

Dalam Tanakh YHWH memang ada, tapi apa dasarnya mengatakan bahwa nama YHWH diucapkan Oleh Yesus dan para rasul juga? Wah anda mulai ngelantur nih…. Anda menggunakan Yoh 17:6 untuk membuktikan bahwa Yesus mengucapkan YHWH. Baik, silahkan lihat ayatnya:

Yoh 17:6 "Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu"

Jika kata ‘nama’ itu ditafsirkan sebagai huruf YHWH, bagaimana anda memahami kalimat “Peliharalah mereka dalam nama-Mu” (ayat 11 dan 12)?? Apa huruf Y-H-W-H bisa memelihara dan bahkan memberi keselamatan? Maksud kata ‘nama’ dalam ayat itu, tentunya harus diartikan sesuai dengan Konteksnya; Itu berarti ajaran / Firman yang dinyatakan / disampaikan oleh Yesus.

Perhatikan ayat 6, ada kata-kata “dan mereka telah menuruti firman-Mu”. Lalu ayat 7 dan 8:

17:7 “Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu”. 17:8 “Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”

Ayat 8, sangat jelas membicarakan tentang Firman / ajaran dari Allah yang telah disampaikan oleh Yesus. Jadi, kata ‘nama’ pada ayat 6, harus diartikan bahwa Yesus telah menyatakan diri Allah yang mencakup ajaran / Firman-Nya pada manusia.

Jika itu menunjuk pada huruf Y-H-W-H, maka adalah sesuatu yang aneh bin ajaib, karena justru disepanjang PB Yesus sendiri sama sekali tidak pernah mengucapkan nama itu. Para penulis PB pun tak menggunakan kata itu. Lalu bagaimana mungkin jika kata ‘nama’ itu harus diartikan huruf Y-H-W-H ???

Teguh Hindarto:

Perhatikan Yohanes 17:6 “Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia”. Dalam Kitab Yokhanan versi Greek/Bahasa Yunani, kata “menyatakan nama-Mu”, dipergunakan frasa, “ephanerosa sou to onoma”. Kata “phanero” bermakna “mewujud nyatakan” atau “menampakkan”. Berbeda dengan “exegesato” yang bermakna “menggali dari dalam agar dimengerti” dan “apokalupto” yang bermakna “membuka tabir, maka kata “phanero” merupakan kata kerja yang dapat dipahami dan didengar orang banyak. Konsekwensi pemahaman di atas, maka Yesus Sang Mesias tentunya telah mengajarkan, mengucapkan, menyebut nama Yahweh sehingga dapat diketahui oleh para murid-murid-Nya.

Mengapa Anda begitu dangkal bertanya “Jika kata ‘nama’ itu ditafsirkan sebagai huruf YHWH, bagaimana anda memahami kalimat “Peliharalah mereka dalam nama-Mu” (ayat 11 dan 12)?? Apa huruf Y-H-W-H bisa memelihara dan bahkan memberi keselamatan?” Tentu saja yang memelihara bukan “huruf” itu melainkan nama Tuhan yang bernama YaHWeH sebagaimana dalam PL nama YHWH selalu dihubungkan dengan keselamatan al.,

“Moses said to the people, 'Do not be afraid! Stand firm, and you will see what Yahweh will do to rescue you today: the Egyptians you see today you will never see again” (NJB, Ex 14:13)
“Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari Yahweh, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya” (Kel 14:13)

“Gideon built an altar there to Yahweh and called it Yahweh-Peace. This altar stands in our own day at Ophrah of Abiezer” (NJB, Judgs 6:24)
“Lalu Gideon mendirikan mezbah di sana bagi Yahweh dan menamainya: Yahweh itu keselamatan. Mezbah itu masih ada sampai sekarang di Ofra, kota orang Abiezer” (Hak 6:24)

“Of David Yahweh is my light and my salvation, whom should I fear? Yahweh is the fortress of my life, whom should I dread?” (NJB, Psalm 27:1)
“Dari Daud. Yahweh adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Yahweh adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?” (Mzm 27:1)

“The name of Yahweh is a strong tower; the upright runs to it and is secure” (NJB, Prov 18:10)
“Nama Yahweh adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat” (Ams 18:10)

Dengan bukti-bukti di atas, tuduhan penggunaan nama Yahweh adalah keanehan, kesesatan dan cerminan pandangan sekte, telah GUGUR.

Albert Rumampuk:

Kata PHANEROO memang berarti “menyatakan” atau “menampakkan”. Tetapi dari mana tahu bahwa kata “nama-Mu” itu berarti nama YHWH? Ketika Yesus “PHANEROO” nama itu, apakah berarti Yesus menyatakan nama YHWH? Anda hanya asal gunakan kata “Phaneroo” dan mengartikannya tanpa melihat konteksnya! Apalagi dengan menghubungkan kata itu dengan bahwa “Yesus telah mengajarkan dan mengucapkan nama itu”, sama sekali tak ada hubungannya! Saya tanya: apa tujuan Yesus menyatakan / memberitahu nama YHWH? Apakah memang itu tujuan / misi utama Yesus? Jika memang harus diartikan demikian, maka itu justru bertentangan dengan konteks yang ada!

Maksud kata ‘nama’ dalam ayat itu, tentunya harus diartikan sesuai dengan Konteksnya: Itu berarti ajaran / Firman yang dinyatakan / disampaikan oleh Yesus.

Perhatikan ayat 6, ada kata-kata “dan mereka telah menuruti firman-Mu”. Lalu ayat 7 dan 8:

17:7 “Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu”. 17:8 “Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”

Ayat 8, sangat jelas membicarakan tentang Firman / ajaran dari Allah yang telah disampaikan oleh Yesus.
Jadi, kata ‘nama’ pada ayat 6, harus diartikan bahwa Yesus telah menyatakan ajaran / Firman Tuhan pada manusia. Jika itu menunjuk pada huruf Y-H-W-H, maka adalah sesuatu yang aneh bin ajaib, karena justru Yesus sendiri sama sekali tidak pernah mengucapkan nama itu. Para penulis PB pun tak menggunakan kata itu. Lalu bagaimana mungkin jika kata ‘nama’ itu harus diartikan huruf Y-H-W-H ???

Saya sudah meninjau / mengartikan kata “nama-Mu” yang ada dalam ayat itu sesuai dengan KONTEKSnya. Silahkan anda bantah itu dan jangan melakukan Eisegese lagi. Jika anda menafsirkan kata “nama-Mu” itu secara literal, maka kalimat selanjutnya “Peliharalah mereka dalam nama-Mu” (ayat 11 dan 12), harus diartikan seperti itu juga, gimana? Anda mau lari dari metode penafsirannya sendiri?

Sehubungan dengan ayat2 mengenai keselamatan yang dari Yahweh, itu tak salah! Tetapi sekali lagi saya tegaskan bahwa nama YHWH yang ada dalam ayat2 itu tak boleh diartikan sebagai ‘huruf’ Y-H-W-H, tapi menunjuk pada diri / pribadi YHWH itu sendiri.

Anda mengatakan bahwa: “Dengan bukti-bukti di atas, tuduhan penggunaan nama Yahweh adalah keanehan, kesesatan dan cerminan pandangan sekte, telah GUGUR.” Saya tanya: siapa yang menuduh jika penggunaan nama Yahweh itu aneh, sesat dan merupakan pandangan sekte? Yang saya katakan adalah itu aneh, sesat dan merupakan pandangan sekte jika kata YHWH itu DIHARUSKAN atau bahkan dihubungkan dengan persoalan KESELAMATAN. Wah, anda sudah 3 kali memfitnah saya! Silahkan bertobat!

Teguh Hindarto:

Nah, Anda mulai berkelit dan kacau dalam menalar logika ayat. Kalau bukan nama Yahweh, siapa lagi? Memang ada nama Tuhan dalam kepercayaan Yahudi selain Yahweh? Eksegese teks Yohanes 17:6 sudah jelas bahwa NAMA itu DINYATAKAN, DINAMPAKKAN. Sekarang daripada saya bosa dengan pertanyaan Anda yang tidak bermutu tersebut, saya balik bertanya, memangnya siapa yang dimaksudkan dengan kalimat “Nama-Mu” yang telah diberitahukan oleh Yesus dalam Yohanes 17:6 tersebut?
Jawab…

Wah…wah…inilah yang disebut dalam peribahasa “meludah langit terkena wajah sendiri”. Tuduhan, kecaman, ejekan yang Anda berikan pada saya dan teman-teman dengan sebutan “sekte Yahweh”, “aneh bin ajaib”, justru sekarang berbalik pada diri Anda sendiri. Bagaimana mungkin Anda menafsirkan makna ayat 6 mengenai kalimat “Nama-Mu” sebagai “Firman yang disampaikan Yesus”? Silahkan Anda definisikan arti nama itu apa? Dan silahkan Anda definisikan arti “firman” itu apa? Lalu cocokkan apakah “nama” koheren dengan “firman?” Anda seolah-olah sudah membaca konteks namun gagal memahami makna teks. Justru ayat 8 menjelaskan rangkaian kalimat pada ayat 7 bukan ayat 6. Anda benar-benar aneh bin ajaib!
Jika Anda mengatakan Yesus tidak memanggil nama Yahweh, justru bertentangan dengan Yohanes 17:6. Jika Anda merujuk pada naskah Perjanjian Baru Yunani, tentu saja Anda tidak akan menemui nama literal Yahweh namun disalin dalam bahasa Yunani Kurios yang tiada lain adalah Yahweh. Namun jika Anda merujuk naskah Peshitta Aramaik, nama Yahweh muncul dalam bentuk Mar-Yah. Tidak dituliskan dalam naskah Yunani bukan bermakna Yesus dan para rasul tidak mengerti nama Yahweh.

Anda semakin kelihatan kacau dan tidak cerdas menafsirkan sebuah kalimat. Makna “peliharalah mereka dalam Nama-Mu” tentu saja merupakan bentuk penyerahan Yesus pada Yahweh Bapa-Nya agar para muridnya berada dalam keadaan aman sentosa. Kata “memelihara” dalam terminologi Ibrani, “shamar” yang artinya “menjaga”, “melindungi”, “memegang”.

Albert Rumampuk:

Weleh-weleh, bukankah saya sudah menjelaskan diatas bahwa berdasarkan konteksnya, maka kata “Nama-Mu” pada ayat itu adalah berbicara tentang AJARAN / FIRMAN yang dinyatakan / disampaikan oleh Yesus. Rupanya anda belum membacanya ya? Silahkan dibaca lagi dan jangan berlindung dibalik kata-kata anda ini: “daripada saya bosan dengan pertanyaan Anda yang tidak bermutu tersebut…”.
Jangan-jangan justru anda yang tidak bermutu, pak M.Th???

Saya sudah tahu, anda pasti menghindari tafsiran saya yang berdasar pada KONTEKS ayat tersebut. Sekarang lihat ayat ke 11 dan 12: “Peliharalah mereka dalam nama-Mu”, harus diartikan secara literal juga? Jadi yang memelihara para murid adalah NAMA (huruf) Y-H-W-H? Gimana? Mau lari dari metode penafsirannya sendiri? Lihat kalimat yang lain dalam ayat 11: “Yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku”. Jadi TUHAN memberi nama YHWH pada Yesus? Buat apa YHWH memberi nama-Nya itu? Apa implikasinya? Bukankah jika ditinjau dari sisi keTuhananNya, maka Yesus sudah TAHU bahwa nama Tuhan itu memang YHWH? Lalu buat apa YHWH harus memberitahunya lagi? Apa anda pikir Yesus sebodoh anda?

Buat apa mengartikan kata "memelihara"? Bukankah yang saya tanyakan adalah kata "Nama-Mu" ? Kenapa pake Ibrani segala? Apa anda pikir PB aslinya Ibrani? Mau ngalor ngidul lagi?

Baik pak M.Th, saya akan ajari anda, begini, salah satu prinsip penafsiran yang benar saat hendak menafsirkan suatu teks dalam KS adalah: kita harus menafsirkan teks tersebut berdasarkan pada KONTEKS yang ada! Anda sudah mengerti? Tolong diparaktekkan ya, jika tidak, maka penafsiran anda itu bukan hanya aneh bin ajaib, tapi juga aneh bin ngalor ngidul! Nilai anda akan merah loh nanti…

Teguh Hindarto:

He..he...saya tahu, Anda mulai terjebak dengan teori dan tafsir konyol Anda dan Anda malu ketika tersudut dengan tantangan saya tersebut. Nama itu TIDAK MENGENAL KONTEKS! Dimanapun kata NAMA diletakkan selalu menunjuk pada PRIBADI YANG MEMILIKI NAMA bukan yang lain (apa yang dikerjakannya). Kata NAMA dalam bahasa Ibrani adalah SHEM (701 kali muncul dalam TaNaKh dalam arti yang berbeda, “nama”, “di sana”, “nama orang”). Dalam PL, muncul dalam bentuk kata ganti orang pertama SHEMI (Nama-Ku) sebanyak 65 kali, kata ganti jamak SHEMOT (nama-nama) sebanyak 46 kali. Dan setiap kata SHEM (Nama) muncul dalam TaNaKh, selalu menunjuk pada YHWH. Dan dalam PB kata NAMA diterjemahkan dalam bahasa Yunani ONOMA dan muncul sebanyak 106 kali dan selalu menunjuk pada YHWH (Kurios, Theos), pada Yesus, para rasul, nama shatan. Jadi kata NAMA (SHEM/ONOMA) selalu menunjuk pada INDIVIDUALITAS dan PERSONALITA bukan karya, tindakan, pekerjaan, aktivitas sebagaimana Anda khayalkan.

NAMA dan FIRMAN memiliki definisi yang berbeda
ONOMA dan LOGOS memiliki definisi yang berbeda
SHEM dan DAVAR memiliki definisi yang berbeda

Anda memaksa diri dan melalukan EISEGESE ketika menafsirkan NAMA dalam Yohanes 17:6 sebagai FIRMAN. Sangat jelas dan terbukti dalam rantai kata SHEM/ONOMA dari PL hingga PB, ketika kata itu dipakai oleh para nabi PL maka itu menunjuk pada YHWH dan ketika diucapkan Yesus juga menunjuk pada YHWH.

Albert Rumampuk:

“Nama itu TIDAK MENGENAL KONTEKS! Dimanapun kata NAMA diletakkan selalu menunjuk pada PRIBADI YANG MEMILIKI NAMA bukan yang lain.”  Ini jelas pernyataan yang ‘semau gue’; dibagian lain bicara konteks tapi jika sudah bicara mengenai nama YHWH dan Keselamatan karena iman + Perbuatan baik, wah, langsung “ngamuk” dan NGOTOT mengatakan pokoknya  “Nama itu TIDAK MENGENAL KONTEKS!” (begitu juga dengan persoalan dalam Mat 7).  Saya sudah menjelaskan hal ini dan mempertanyakan beberapa hal tentang ini (Yoh 17) dan anda tak mau menjawabnya, malah justru menghindarinya!

Nama dan Firman memang punya arti yang berbeda, tetapi bagaimana memahami kata “nama” dalam suatu teks, maka KONTEKS sangat berperan penting! Itu bukan hanya berlaku untuk kata “nama” saja, tapi untuk semua kata / kalimat yang ada di KS. Inilah salah satu prinsip penafsiran yang benar dan komprehensif! Saya yakin, anda jebolan sekolah Teologi “angin ribut” !!


MENGENAI KELUARAN 3:15 1 TAWARIKH 16:18 DAN AMSAL 18;10

Albert Rumampuk:

Anda belum menjawab bantahan saya mengenai Kel 3:15 dan Amsal 18:10. Silahkan di tanggapi. Saya tidak melihat bahwa ayat ini menekankan bahwa YHWH tak boleh diganti-ganti! Nama TUHAN memang adalah YHWH dan itu tidak berubah (selamanya), tetapi tidak menunjukkan bahwa nama itu tak bisa diganti2. Jika memang anda menafsirkan bahwa YHWH tak boleh di ganti2, maka cara penyebutan nama itu juga harus benar. Kelompok anda mengklaim bahwa YHWH dibaca YAHWEH, dari mana anda dapat penyebutan seperti itu??

Keluaran 3:15 dan 1 Tawarik 16:8, bukan perintah untuk harus memanggil nama YHWH. Dari mana anda dapat penafsiran seperti itu? Kel 3:15 memang menunjukkan bahwa nama Tuhan adalah YHWH, tapi tak ada keharusan untuk menggunakan nama itu. 1 Taw 16:8 hanya berkata “Panggilah nama-Nya” bukan “HARUS gunakan kata YHWH”. Anda salah karena telah mengajak orang Kristen untuk HARUS menggunakan kata itu

Teguh Hindarto:

Inilah yang disebut pola hermeneutik EISEGESE (memasukkan pendapat pada teks) sebagai lawan dari EKSEGESE (membiarkan teks berbicara pada pembaca). Ayat yang saya kutip sangat jelas memberitahukan nama Tuhan. Nama ya harus dipanggil, tidak ada pilihan lain. Untuk apa Musa tanya nama Tuhan jika bukan untuk dipanggil. 1 Tawarik 16:8 merupakan bentuk IMPERATIF (perintah) karena dipergunakan kata QIRU dari kata QARA. Kata ZAKAR bentuk imperatifnya ZIKRU (Ingatlah). Kata DARASH bentuk imperatifnya DIRSHU (selidikilah/carilah). Jika malaikat memberika nama YAHSHUA/YESHUA/YESUS pada bayi Miryam, apakah bukan berarti perintah untuk memanggil nama anaknya dengan nama yang sudah diberikan? Berpikirlah dengan logis dan bertanyalah dengan cerdas!

Albert Rumampuk:

Perhatikan ayat ini:

Keluaran 3:15, "Yahweh Elohe avotekem, Elohe Avraham we Elohe Yishaq we Elohe Yaaqov, shelakhmi aleikem, ze shemi le olam we ze zikri le dor dor" (Yahweh, Tuhan nenek moyangmu Tuhan Abraham, Tuhan Yitshaq dan Tuhan Yaaqov Telah mengutus aku kepadamu Inilah nama-Ku untuk selamanya Dan inilah pengingat-Ku turun temurun)

1 Taw 16:8, "Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa!"

Nama TUHAN memang adalah YHWH, pada masa Musa, nama itu jelas bisa diucapkan / dipanggil dan dia memang mengucapkannya, tapi Kel 3:15 tidak bicara KEHARUSAN pengucapan nama YHWH. Coba tunjukkan baik dalam ayat itu atau menurut konteksnya, mana kata2 yang menuliskan bahwa YHWH harus digunakan??

Dalam 1 Taw 16:8, kata-kata:“qiru bishemo” (panggillah nama-Nya), pada masa setelah pembuangan Babel, tidak di lakukan / diucapkan oleh orang Yahudi lagi, karena adanya "pelarangan" dan karena kata itu sangat sakral / kudus bagi mereka. Memang itu adalah kata-kata ‘pujian’ dari Daud yang hidup sebelum masa pembuangan. Tetapi bukankah Daud hanya menyuruh Asaf dan saudara-saudara sepuaknya saja? Bagaimana dengan orang Yahudi (umat YHWH) yang lain? Sekalipun memang saat itu nama YHWH digunakan / dipanggil / merupakan 'perintah', namun ayat itu sama sekali tidak MENGHARUSKAN agar nama YHWH digunakan. Kitab Tawarikh di tulis pada tahun 450-420 SM, tapi jika saya melihat dari sisi ‘penulisan’ kitab ini (yang dihubungkan dengan pembuangan di Babel), maka tentunya orang Yahudi justru tidak melakukan / mengucapkan nama itu lagi.

Saya tak perduli, jika nama itu diucapkan oleh orang Yahudi sebelum pembuangan ke Babilonia. Yang jelas setelah pembuangan dan seterusnya (selama berabad-abad), orang-orang Yahudi tidak mengucapkan lagi nama itu dan menggantinya dengan ADONAI. Jika memang Kel 3:15 dan 1 Taw 16:8, harus ditafsirkan bahwa nama YHWH harus digunakan, lalu mengapa sampai sekarang tak ada satu orangpun yang bisa tahu dengan PASTI bagaimana mengucapkan 4 huruf mati YHWH itu??? Dalam hal inipun, anda telah melakukan EISEGESIS !

Teguh Hindarto:

Anda memang hanya berdalih dan mencari-cari alasan saja. Tiap bukti yang disodorkan bukan dibantah secara argumentatif melainkan hanya dicari-cari alasan yang tidak masuk akal sebagaimana Anda tanyakan di atas. Silahkan membaca Mazmur 22:22-23 sbb: “Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah: kamu yang takut akan TUHAN, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel!”. Dalih bahwa Daud hanya menyuruh memanggil nama Yahweh pada Asaf dan puak-puaknya saja jelas sebuah pertanyaan yang tidak menggunakan akal sehat dan mengabaikan data-data yang menyatakan bahwa nama-Nya dimasyurkan di tengah jemaah Israel, seluruh keturunan Yakub.
Lalu Anda akan artikan apa makna 1 Tawarik 16:8?

Albert Rumampuk:

Loh, bukankah kitab Tawarikh bicara demikian? "Memasyhurkan nama-Mu" anda artikan sebagai memasyhurkan nama YHWH? Apa huruf Y-H-W-H lalu anda kelilingkan? Itu bukan bicara soal 'nama' dalam arti literal, tapi soal DIRI / PRIBADI dari YHWH itu sendiri. Nyatakan / masyurkanlah diri / pribadi YHWH bukan pada hurufnya!

Saya tanya, apakah huruf Y-H-W-H yang punya kuasa? Tidak! Pribadi-Nya yang berkuasa! Ams 18:10 menjelaskan bahwa 'nama' itu bicara tentang 'pribadi/diri' YHWH dan bukan pada hurufnya. Ayat inipun tidak mengharuskan manusia untuk memanggil nama YHWH.

Teguh Hindarto:

Mengenai pertanyaan Anda terkait Amsal 18:10 sangat mengada-ada. Nama dan Pribadi tidak bisa dilepaskan. Di dalam nama TERKANDUNG Pribadi dan Kuasa. Pribadi Tuhan tidak akan dirasakan jika nama-Nya tidak disebut dan dipanggil. Kuasa Tuhan tidak akan terbukti jika nama-Nya tidak diucapkan. Dengan menyebut, memanggil nama Tuhan maka Pribadi dan Kuasa-Nya secara otomatis muncul dan hadir serta dirasakan.

Mengenai “pemisahan” nama dan pribadi Yahweh sungguh mencerminkan keterlambatan berpikir. Memangnya pernah ada ada KETERPISAHAN antara nama dan pribadi yang memiliki nama? Sangat jelas jika nama itu menyelamatkan maka maksudnya pribadi yang memiliki nama itu pun menyelamatkan. Anda benar-benar aneh bin ajaib…

Albert Rumampuk:

Anda jelas menafsirkan kata ‘nama’ itu secara hurufiah. Kalau memang demikian, masa nama Y-H-W-H (hurufnya) bisa punya kuasa atau bahkan menyelamatkan, dsb? Makanya saya tekankan bukan ‘nama’ itu yang berkuasa tapi diri / pribadi YHWH. Sekalipun anda mengatakan nama dan pribadi tidak bisa dilepaskan, tapi yang jelas Amsal 18:10, sama sekali tidak MENGHARUSKAN manusia untuk menggunakan nama YHWH.

Catatan: Orang Kristen saat berdoa pada umumnya menggunakan nama Yesus dan tidak mengucapkan YHWH, tapi TUHAN tetap mendengar / menjawab doa itu! Itu bukti bahwa nama YHWH TIDAK HARUS diucapkan!


MENGENAI PENGUCAPAN KATA YHWH

Teguh Hindarto:

Anda berpikir orang-orang Yahudi tidak tahu cara mengucapkannya, padahal itu hanya mitos yang berkembang dalam dunia akademik saja. Mereka tahu nama-Nya namun sungkan mengucapkannya sehingga diganti dengan HA SHEM atau ADONAI. Ucapan HALELU-YAH sudah cukup bukti membungkam dugaan Anda yang tidak berdasar mengenai ketidakpastian pengucapan nama Yahweh.
Anda lupa, bahwa sekalipun tradisi lisan mengganti nama Yahweh dengan sebutan Adonai, namun tradisi tertulis tetap menuliskan nama Yahweh sebagaimana naskah Masoretik dan Dead Sea Scroll yang lebih tua dari naskah Masoretik.

Pada Abad I Ms, pelarangan pengucapan nama Yahweh di tempat umum, menjadi suatu ketetapan dikalangan Yudaisme di Yerusalem. Setiap mereka mengucapkan nama Yahweh, mereka akan mengganti dengan bentuk “euphemisme” al., “Shamayim” (langit), “Adonai” (tuan), “ha Kadosh” (yang kudus). Sebagaimana tercatat dalam literatur Yahudi pra Mesias, yaitu Misnah sbb: “…di tempat suci, seseorang mengucapkan Sang Nama sebagaimana tertulis, namun di luar tempat itu, harus dengan bentuk euphemisme” (Misnah Sotah 7:6; Berakhot Sotah 38b; Misnah Tamid 7:2) Setelah penghancuran Yerusalem pada tahun 70 Ms, mazhab Yahudi Farisi melarang penggunaan nama itu. Berdasarkan “halakha” (keputusan rabinik), mereka menyatakan bahwa nama itu “tersembunyi” (Berakhot Pesakh 50ª) dan “harus dirahasiakan” (Berakhot Kiddush 71ª). Setidaknya semua orang Yahudi tahu bahwa Yahweh adalah nama Tuhan dan tidak dilupakan sama sekali.

Albert Rumampuk:

Coba tunjukkan saya mana naskah yang lebih tua dari PL Ibrani atau Masoretik yang menuliskan nama YHWH dengan Yahweh?

Teguh Hindarto:

Mengenai pronunsiasi nama Yahweh, saya berikan rujukan sbb:

JEWISH ENCYLOPEDIA : ‘RABBINICAL LITERATUR –THE NAME YAHWEH IS CONSIDERED THE NAME PROPER’ (VOL IX, P.162)

SEVENTH DAY ADVENTIST BIBLE COMMMENTARY : ‘AND THE NAME ABOVE ALL OTHER THAT WAS LOOKED UPON AS THE NAME OF GOD, WAS YAHWEH’ (VOL I, P. 172)

THE ENCYLOPEDIA JUDAICA : ‘THE TRUE PRONOUNCIATION OF THE NAME YHWH WAS

NEVER LOST. SEVERAL EARLY GREEK WRITERS OF THE CHRISTIAN CHURCH TESTIFY THAT THE NAME WAS PRONOUNCED YAHWEH (VOL VII, 1972, P. 680)

UNGER’S BIBLE DICTIONARY : ‘YAHWEH, THE HEBREW TETRAGRAMMATON [YHWH] TRADITIONALY PRONOUNCED JEHOVAH IS NOW KNOWN TO BE CORRECTLY VOCALIZED YAHWEH (MERRIL F. UNGER, 1957, P. 1177)

Albert Rumampuk:

JEWISH ENCYLOPEDIA dan SEVENTH DAY ADVENTIST BIBLE COMMMENTARY, tidak bicara tentang PENGUCAPAN YHWH, tapi sedang menyatakan bahwa nama Tuhan adalah Yahweh yang merupakan nama diri (bukan bagaimana mengucapkannya). THE ENCYLOPEDIA JUDAICA menyatakan bahwa pengucapan yang benar dari nama YHWH was telah hilang, sekalipun gereja Kristen awal mengucapkan Yahweh. UNGER’S BIBLE DICTIONARY menyebutkan bahwa pengucapan JEHOVAH telah ada sebelum Yahweh. Itu membuktikan bahwa tak ada yang tahu secara pasti bagaimana lafal dari YHWH itu.

Bandingkan dengan rujukan berikut ini:

“Disertasi doktoral DR. H. Rosin, dosen STT Jakarta, tahun 1955 di Geneva Universiteit, bahwa empat huruf [tetragrammaton] YHWH, tidak dapat diucapkan [unpronounciable]” http://teguhhindarto.multiply.com/journal/item/18/REDEFINISI_DAN_REKONSEPSI_NAMA_ALLAH

“Mengenai ‘sacred name restoration’ (di Indonesia fokusa pada Nama Yahweh) pada intinya kami MENDUKUNG, meskipun kami tidak mengucapkan YHWH sebagai Yahweh. Menurut saya pribadi, pronansiasi YHWH ( lebih tepatnya YHVH karena dalam Ibrani modern tidak ada W tetapi V) bisa dibaca Yehova(h) atau Yahveh(h) / Yahwe(h) karena Mesianik (Yudaikon) Ortodoks menyebut Tetragramaton sebagai ADONAI dan HASHEM. Dengan menaruh tanda vokala pada Adonai yaitu E (tanda dibawah Alef adalah dominant sheva), O dan A maka YHVH terbaca : Yehova(h) , dan dengan menaruh tanda vocal pada HaShem yaitu A dan E maka YHVH terbaca : Yahve(h) / Yahwe(h).”

Catatan: Ini adalah pandangan dari KRIST INDRASTA, BETH YESHUA – JOMBANG, JAWA TIMUR. Anehnya, orang-orang yang ada dalam kelompok Yahwehisme sendiri, tidak ada keseragaman / kepastian dalam pengucapan YHWH. http://www.messianic-indonesia.comartikel_detil.php/?id=071009040057

“The authentic, historically correct pronunciation is not known, the possible full vocalic (pointed) spelling of the name has historically been a matter of some disagreement, and the consensus view at various points in history has not been consistent. http://en.wikipedia.org/wiki/Tetragrammaton

New World Encyclopedia: “In Judaism, pronunciation of the Tetragrammaton is taboo. Usually, Adonai ("the Lord") is used as a substitute in prayers or readings from the Torah. When used in everyday speaking the Tetragrammaton is often replaced by HaShem ("the Name"). According to rabbinic tradition, the name was pronounced by the high priest on Yom Kippur, the only day when the Holy of Holies of the Temple would be entered. With the destruction of the Second Temple in the year 70 C.E., this use also vanished, explaining the loss of the correct pronunciation.”

Jewish Encyclopedia (tentang The Tetragrammaton) menuliskan: “About 300 B.C., therefore, the word "Yhwh" was not pronounced in its original form. For several reasons Jacob ("Im Namen Gottes," p. 167) assigns the "disuse of the word 'Yhwh' and the substitution of 'Adonai' to the later decades of the Babylonian exile."

Silahkan anda lihat, semua sumber yang saya berikan itu, menunjukkan bahwa nama YHWH tak pernah bisa diucapkan secara pasti / benar. Bahkan orang-orang yang ada dalam sekte Yahwehisme sendiri, tak ada keseragaman / kepastian dalam bagaimana mengucapkan nama itu.

Pertanyaan saya: DARI MANA ANDA TAHU BAHWA YHWH DIUCAPKAN YAHWEH ??? Tolong di jawab!

Teguh Hindarto:

Anda kerap mengalami “amnesia”. Bukankah Anda yang bertanya sebelumnya: “Kelompok anda mengklaim bahwa YHWH dibaca YAHWEH, dari mana anda dapat penyebutan seperti itu??” Nah, saya memberikan rujukan valid dan Anda TIDAK BISA MEMBANTAHNYA, maka Anda tiba-tiba mengalami “amnesia” atau pura-pura amnesia. Petunjuk yang tidak bisa disangkal adalah seruan vokatif HALELU-YAH, dimana YAH menunjuk pada nama Yahweh.

THE ENCYLOPEDIA JUDAICA : ‘THE TRUE PRONOUNCIATION OF THE NAME YHWH WAS NEVER LOST. SEVERAL EARLY GREEK WRITERS OF THE CHRISTIAN CHURCH TESTIFY THAT THE NAME WAS PRONOUNCED YAHWEH (VOL VII, 1972, P. 680). Tuduhan Anda sekali lagi GUGUR!

Itu yang saya namakan “Mitologi Akademik” dan sudah saya jawab dalam artikel saya berjudul:
DEMITOLOGISASI PEMAHAMAN DISEPUTAR NAMA YAHWEH & ALLAH http://www.facebook.com/note.php?note_id=170881438810

Mengenai pronunsiasi VAV untuk huruf Ibrani (ו) itu adalah logat Yahudi Ashkhenazi yaitu Yahudi yang tinggal di Jerman dan Eropa Timur. Sementara logat Sephardi yaitu Yahudi yang tinggal di wilayah Spanyol. Logat Sephardi adalah logat Yahudi yang paling dekat dengan pronunsiasi aslinya dari Yerusalem (Menahem Mansoor, Biblical Hebrew, p.33). Dan menurut Edward Horowitz dalam bukunya “How the Hebrew Language Grew”, beliau mengatakan: “…the sound of a(ו) long time ago wasn’t “vav” at all but “w” and “w” is weak…the Yemenite Jews of Arabia who retain an ancient, correct and pure pronunciation of Hebrew still ronounce the (ו) as “w”- as does Arabic, the close sister language of Hebrew” (p. 29-30).

Ketidaksepahaman jangan dijadikan alasan untuk tidak mau menerima penjelasan salah satu perspektif. Sekalipun ada berbagai keanakeragaman teori mengenai pronunsiasi nama YHWH namun TIDAK BENAR jika berasumsi nama itu TIDAK BISA DIUCAPKAN. Itu hanya mitos akademis. Clement dari Alexandria menyebutkan nama Yahweh dengan IAOUE dan Theodoret dengn IABE. Dan menurut New Bible Dictionary menyatakan bahwa huruf “b” mewakili huruf “v” dan penulis serta penerjemah awal menggunakan huruf “v” untuk Tetragrammaton dalam bahasa Inggris dikarenakan ekuivalen untuk huruf WAW dalam bahasa Ibrani dan dianggap sebagi huruf hidup (p. 478).

Albert Rumampuk:

Hehehe... Data yang anda tunjukkan itu tidak bicara bagaimana pengucapan kata YHWH itu dengan pasti / benar. Siapa yang amnesia?

Bandingkan dengan Encylopedia Jewish ini:

“The fact may also be mentioned that in Samaritan poetry rimes with words similar in ending to Yahweh, and Theodoret ("Quæst. 15 in Exodum") states that the Samaritans pronounced the name 'Iαβέ. Epiphanius ascribes the same pronunciation to an early Christian sect. Clement of Alexandria, still more exactly, pronounces 'Iαουέ or 'Iαουαί, and Origen, 'Iα. Aquila wrote the name in archaic Hebrew letters. In the Jewish-Egyptian magic-papyri it appears as Ιαωουηε. At least as early as the third century B.C. the name seems to have been regarded by the Jews as a "nomen ineffabile," on the basis of a somewhat extreme interpretation of Ex. xx. 7 and Lev. xxiv. 11 (see Philo, "De Vita Mosis," iii. 519, 529). Written only in consonants, THE TRUE PRONUNCIATION WAS RORGOTTEN by them. The Septuagint, and after it the New Testament, invariably render δκύριος ("the Lord").”

Bagaimana orang bisa menerima bahwa kata YHWH bisa disebut / dibaca, jika tak ada orang yang bisa menyebutkannya secara PASTI dan BENAR! Jika tak ada kepastian penyebutan, lalu bagaimana anda bisa MELAKSANAKAN KEHARUSAN nama YHWH itu? Yang menurut anda DIPERINTAHKAN oleh Tuhan?Orang-orang yang ada dalam kelompok Yahwehisme sendiri, tidak ada keseragaman / kepastian dalam pengucapan YHWH. Bagaimana mungkin anda begitu Pede mengatakan/mengutip bahwa YHWH itu dibaca YAHWEH? http://www.messianic-indo...nesia.comartikel_detil.php/?id=07100904005

Saya juga sudah tunjukkan dari berbagai sumber dan Encyclopedia bahwa TIDAK ADA yang tahu dengan PASTI bagaimana menyebutkan kata YHWH itu. Anda kok begitu Pede sekali ya? Perlu anda tahu kata YAHWEH untuk menyebut YHWH itu sendiri juga "BERMASALAH"! Mau saya tunjukkan buktinya??? Jangan terlalu Pede lah...Ini pertanyaan saya: Jika tak ada KEPASTIAN bagaimana mengucapkan nama YHWH itu, lalu bagaimana anda harus melaksanakan perintah KEHARUSAN penggunaan nama itu??? Ayo di jawab...

Teguh Hindarto:

Anda khan mendalilkan pronunsiasi YHWH seharusnya YHVH? Anda mendalilkan WAW seharusnya diucapkan VAV? Saya sudah memberikan penjelasan sbb: “Mengenai pronunsiasi VAV untuk huruf Ibrani (ו) itu adalah logat Yahudi Ashkhenazi yaitu Ya...hudi yang tinggal di Jerman dan Eropa Timur. Sementara logat Sephardi yaitu Yahudi yang tinggal di wilayah Spanyol. Logat Sephardi adalah loga...t Yahudi yang paling dekat dengan pronunsiasi aslinya dari Yerusalem (Menahem Mansoor, Biblical Hebrew, p.33). Dan menurut Edward Horowitz dalam bukunya “How the Hebrew Language Grew”, beliau mengatakan: “…the sound of a(ו) long time ago wasn’t “vav” at all but “w” and “w” is weak…the Yemenite Jews of Arabia who retain an ancient, correct and pure pronunciation of Hebrew still ronounce the (ו) as “w”- as does Arabic, the close sister language of Hebrew” (p. 29-30)”

Nah, jangan berputar-putar dengan menanyakan sesuatu yang sudah dijelaskan dan tidak terkait dengan pernyataan Anda mengenai pronunsisasi WAW dengan VAV Ketidakpastian pengucapan nama Yahweh hanyalah “asumsi” dan “interpretasi” serta “mitos akademik”. Multi persepsi mengenai pronunsiasi tidak menyurutkan eksistensi nama Yahweh yang tertulis dalam TaNaKh sebanyak 6000 kali. Jika memang Anda memiliki bukti bahwa pengucapan nama Yahweh bermasalah, kenapa Anda tidak buktikan? Jangan merasa seolah-olah memiliki “senjata pamungkas” padahal Anda sejatinya memang sudah kehabisan data dan argumentasi, terbukti tidak ada hal baru dalam argumentasi Anda selain pertanyaan sepele dan rujukan lama yang sudah dikritisi.

Albert Rumampuk:

Berikut saya akan memberi bukti dan bukan ‘janji’ bahwa kata YHWH yang diucapkan YAHWEH memang BERMASALAH:

“The Theological Word Book of the Old Testament (word #484) says that (hawah) is the older form of this verb root. In the same article, it says, "An alternative of the pronunciation of the tetragrammaton should be mentioned. Actually, there is a problem with the pronunciation "Yahweh." It is a strange combination of old and late elements. The first extra-biblical occurrence of the name is in the Moabite Stone of about 850 b.c. At that time, vowel letters were just beginning to be used in Hebrew. If (YHWH) represents a spelling earlier than 900 b.c. (as would seem most likely), the final (h) would have been pronounced.” The pronunciation Yahweh indeed comes from the verb root (hawah), but this is not the most ancient form of the verb “to be”. Prior to this, the verb was spelled (hwy). This root also would be impossible for the tetragrammaton, since it would give a spelling of (yhwy) instead of (YHWH). In the "Biblical Archaeology Review" of Sept - Oct '94, Anson F. Rainey, a professor of Semitic linguistics at Tel Aviv University, confirms this. He states, “A form like yahweh developed from yahwiyu [ ]” (editor's note: Yahwiyu is a hypothetical pronunciation). It can be seen that Anson Rainey shows, by implication, that the Hebrew spelling of the tetragrammaton was originally different than it is at present. This however, would not be in line with the statement found at Exodus 3:15. Here, says... "this [ ] is my name for ever, and this is my memorial unto all generations." In the book, “A Grammar for Biblical Hebrew” by C.L. Seow, it states that nouns with an “eh” ending originally ended with a (w) or a (y). Since we do not believe that the name of the Almighty has changed in spelling or pronunciation, we do not believe that his name can have the pronunciation of yahweh. In other words, even though words in the Hebrew language have changed or evolved, we do not believe that this is true of the Heavenly Father's name. Also, even if it were possible for the spelling of the tetragrammaton to have changed, the pronunciation still would not have originally been yahweh. It also shows in biblical Hebrew Grammar books that gutturals (such as ) have a preference for an “ah” vowel before them, and sometimes after them (see: A Grammar for Biblical Hebrew p.280). There is strong evidence for “Yah” at the beginning of . The form (YaHU) is often found at both the beginning and ending of many ancient personal names in Hebrew. The pronunciation YaHuWaH is a definite possibility. The only way to be sure however, will be for Almighty Himself to reveal it. We hope that you will commit this matter to serious prayer.” Last updated: 4th day, 2nd month, 2007 http://yahushua.net/YHWH.htm

Dijelaskan bahwa kata YHWH dengan pengucapan “Yahweh”, adalah sesuatu yang “bermasalah”. Pengucapan Yahweh memang berasal dari akar kata kerja (hawah), tapi ini bukan bentuk yang paling kuno dari kata kerja "to be". Sebelum ini, kata kerja itu dieja (Hwy). akar ini juga tidak mungkin bagi Tetragrammaton, karena itu akan memberikan ejaan (yhwy) dan bukan (YHWH).

Dalam "Arkeologi Alkitab Review" September-Oktober '94, Anson F. Rainey, seorang profesor linguistik Semit di Tel Aviv University, menegaskan hal ini. Dia menyatakan, "Sebuah bentuk seperti Yahweh dikembangkan dari yahwiyu [ ]" (catatan editor: Yahwiyu adalah pengucapan hipotetis).

Anson Rainey menunjukkan, dengan implikasi, bahwa ejaan Ibrani Tetragrammaton awalnya berbeda dari yang ada saat ini. Namun ini, tidak akan sejalan dengan pernyataan yang ditemukan di Keluaran 3:15.
Dalam buku "A Grammar for Biblical Hebrew " oleh CL Seow, menyatakan bahwa kata benda dengan akhiran "eh" semula berakhir dengan (w) atau (y). Karena kita tidak percaya bahwa nama Yang Mahakuasa telah berubah dalam ejaan atau pengucapan, kami tidak percaya bahwa namanya dapat memiliki pengucapan Yahweh. Dengan kata lain, meskipun kata-kata dalam bahasa Ibrani telah berubah atau berevolusi, kami tidak percaya bahwa ini benar nama Bapa Surgawi. Juga, bahkan jika mungkin untuk ejaan Tetragrammaton untuk telah berubah, Yahweh bukanlah pengucapan yang original / mula-mula.


pengucapan ini YaHuWaH kemungkinan yang pasti. SATU-SATUNYA CARA UNTUK MEMASTIKAN BAGAIMANAPUN, AKAN MENJADI MAHAKUASA SENDIRI UNTUK MENGUNGKAPKAN ITU.

Pengucapan Yahweh mulai menjadi populer di kalangan ilmiah sekitar pertengahan hingga akhir 1800-an. Sebelum waktu itu, JEHOVAH dan versi lain adalah pengucapan yang paling umum digunakan.

“The name Yahweh is the first rendering... from YHWH that I will examine, because it has become so popular as of late. The pronunciation of Yahweh started to become popular in the scholarly circles around the mid to late 1800's. Before that time, Jehovah and other versions of it were the pronunciations most commonly used.” http://www.seekgod.ca/htname.htm

The New Bible Dictionary: “YHWH was considered too sacred to pronounce; so Adonay (my Lord) was substituted in reading, and the vowels of this word were combined with the consonants YHWH to give ‘Jehovah’, a form first attested at the beginning of the 12th century AD.”
--------

Berikut adalah berbagai pengucapan YHWH dari sebuah naskah kuno, yang ditemukan di Leningrad Codex. Naskah kuno ini dari keluarga Ben Asyer teks, yang direferensikan dalam terjemahan PL dari banyak versi modern kita, sekitar tanggal 1008 ce:

When we examine some of the oldest Hebrew Biblical texts that are pointed with vowels, or niqqudot, we will find a number of different pronunciations if read as written. Some have theorized that certain vowels were written under YHWH so that the reader would be alerted to pronounce other titles such as Adonay or Elohiym instead of YHWH. I have also read some convincing arguments that contest that theory.

1. YeHWaH ~ Jeremiah 3:25
2. YHoWaH ~ Genesis 18:17
3. YeHoWaH ~ Genesis 3:14
4. YHWiH ~ Psalms 68:21
5. YeHWiH ~ Genesis 15:2, 8
6. YeHoWiH ~ 1 Kings 2:26 , Judges 16:28
7. YaHWaH ~ Psalms 144:15
------

Berikut adalah berbagai versi pengucapan nama YHWH yang digunakan oleh berbagai kelompok dalam kalangan Yahwehisme sendiri:

YHVH YHWH Yahweh Yahveh Yaveh Yaweh Jehova Jehovah Jahova Jahovah Yahova Yahovah Yahowah Jahowa Jahowah Yahavah Jahavah Yahowe Yahoweh Jahaveh Jahaweh Yahaveh Yahaweh Jahuweh Yahuweh Jahuwah Yahuwah Yahuah Yah Jah Yahu Yahoo Yaohu Jahu Yahvah Jahvah Jahve Jahveh Yahve Yahwe Yauhu Yawhu Iahu Iahou Iahoo Iahueh http://www.revelations.org.za/NotesS-Name.htm

Para penafsir / Teolog seperti: Herman Hoeksema,( ‘Reformed Dogmatics’) ; Herman Bavinck (The Doctrine of God’); dan Adam Clarke, juga menyatakan bahwa tak ada kepastian pengucapan YHWH. Para penafsir / ahli Teologia seperti mereka yang menguasai Ibrani saja tak bisa ucapkan dengan pasti. Gimana dengan kelompok Yahwehisme??

Bagaimana orang bisa menerima bahwa kata YHWH bisa disebut / dibaca, jika tak ada orang yang bisa menyebutkannya secara PASTI dan BENAR bahkan dikalangan Yahwehisme sendiri! Jika tak ada kepastian penyebutan, lalu bagaimana anda bisa MELAKSANAKAN KEHARUSAN nama YHWH yang menurut anda DIPERINTAHKAN oleh Tuhan? Dapatkan anda melaksanakan suatu perintah yang sebetulnya tak bisa dilaksanakan? Apakah memang TUHAN dapat memerintahkan seseorang jika Dia tahu bahwa perintah itu tak bisa dilakukan? Lalu buat apa TUHAN memerintahkannya? Apakah Dia kurang kerjaan sehingga harus memberi perintah yang asal-asalan? Anda pikir TUHAN itu sebodoh anda???
Jika anda MENGHARUSKAN nama YHWH, maka PENYEBUTANNYA juga HARUS benar! Ini adalah konsekwensi logis yang harus anda laksanakan. Silahkan dipikirkan!


DALAM TANAKH / PERJANJIAN LAMA IBRANI, TERTULIS NAMA / HURUF Y-A-H-W-E-H

Teguh Hindarto:

Lagi-lagi pernyataan yang mengekspresikan kelambanan berpikir yang harus saya maklumi berungkali. Kajian kritis yang saya lakukan berusaha untuk membuktikan dan menyampaikan pada publik Kristen bahwa nama Yahweh itu tertulis dalam Kitab Suci khususnya TaNaKh atau biasa disebut Kekristenan dengan Kitab Perjanjian Lama. Bahkan dalam Peshitta nama tersebut dicantumkan dengan sebutan Mar-Yah. Saya pun menganalisis asal usul nama Yahweh tidak diucapkan oleh orang Yahudi dan mengapa kemudian dalam Septuaginta dan Kitab Perjanjian Baru versi Yunani nama Yahweh dituliskan dengan Kurios. Nah, semua analisis tersebut tentu saja harus diinformasikan secara persuasif kepada publik (dan puji Yahweh, banyak yang memberikan respon positip). Dari perspektif saya, saya memberikan himbauan, ajakan agar nama Yahweh SEHARUSNYA dituliskan dalam terjemahan Kitab Suci kita dan diucapkan dalam homili dan devosi personal Kristiani. Apakah himbauan, ajakan yang persuasif agar publik Kristen SEHARUSNYA menggunakan nama Yahweh itu salah? Anda telah mendramatisir seolah-olah saya telah MENGHARUSKAN dalam konotasi MEMAKSAKAN.

Albert Rumampuk:

Anda katakan dalam Tanakh ada tertulis YAHWEH? Wah, anda mau BERDUSTA lagi?? Siapa bilang Tanakh menulis YAHWEH?? Saya melihat Perjanjian Lama yang memang aslinya Ibrani, hanya menuliskan YHWH saja. Dari mana anda MEMUNCULKAN kata YAHWEH itu??? Nih saya beri contoh dalam Kel 20:7: ”Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.”

Kata TUHAN pada ayat itu berasal dari kata Ibrani YHWH. Sekali lagi saya tanya: dari mana anda MEMUNCULKAN kata YAHWEH itu??? Dari PL versi Yahwehisme? Versi Peshitta pun hanya menulis Mar-Yah yang tak jelas asal usul (kebenaran / kepastian) dari sebutan YHWH itu. LXX dan PB memang MENGGANTI kata YHWH dengan KURIOS. LXX itu digunakan pada jaman Yesus dan para rasul dan Yesus sendiri sama sekali TIDAK MEMPERSALAHKANNYA! Anda kok yang hanya seorang M.Th “asal jadi”, berani-beraninya menentang Yesus? PB itu ditulis oleh oleh para rasul yang DIILHAMKAN oleh Roh Kudus, anda kok yang hanya mahluk ciptaan-Nya, berani-beraninya menentang ALLAH!??

Teguh Hindarto:

Anda jebolan sekolah teologi mana ya? Saya prihatin dan mengelus dada atas pertanyaan yang memalukan tersebut. Semua dosen teologi dan mahasiswa teologi seharusnya mengetahui bahwa Yahweh (Jehovah, Yehuwah, Jahveh) adalah Tuhan yang tertulis dalam Kitab TaNaKh baik Masoretik maupun Dead Sea Scroll. Nampaknya Anda seorang pemula dalam teologi sehingga dengan keluguan menanyakkan bahkan dengan arogan menantang “apakah ada nama Yahweh dalam TaNaKh?”

Tetapi sekali lagi, saya harus sabar menuntun kesembronoan dan kecerobohan Anda dalam berbicara dan beradu argumentasi. Saya akan berikan 2 referensi mengenai nama Yahweh dalam teks Masoretik sbb:
“In Moses’ second objection he felt the Israelites would challenge his assertion that God had sent him to deliver them. God told Moses to tell them, I am who I am, 3:14; cf. “I will be,” v. 12) and I AM () has sent me to you (v. 14). This One said He would be with His people in their time of trouble and need. is probably a wordplay on YAHWEH (LORD) in verse 15. Thus, the name Yahweh, related to the verb “to be,” probably speaks of God’s self-existence, but it means more than that. It usually speaks of His relationship to His people” (Walvoord, John F., and Zuck, Roy B., The Bible Knowledge Commentary, (Wheaton, Illinois: Scripture Press Publications, Inc.) 1983, 1985)

“Nama utama yang kedua bagi (Tuhan) adalah nama pribadi, YHWH, Tuhan atau Yahweh”. Ini adalah nama yang paling sering dipakai tercatat kira-kira 5.321 kali dalam Perjanjian Lama” (Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 1, Yogyakarta: Andi Offset, 1992, hal 62)

Wycliffe Bible Encylopedia menegaskan, “The name par excelence for the Creator of Israel is Yahweh, found 6.823 times in the Old Testament” (Vol II, 1975, p.690)

Bukti-bukti terlalu berlimpah untuk dituliskan di sini. Anda telah BERDUSTA bahwa tidak ada nama Yahweh dalam teks Masoretik. Apapun kontroversi pengejaannya, nama YHWH tertulis dan adalah NAMA dari Tuhan Pencipta Langit dan Bumi sebagaimana dikatakan dalam Keluaran 3:15, “Yahweh Elohey avotekem….(Yahweh, Tuhan nenek moyangmu)….ze SHEMI le’olam we ze zikri le dor dor” (inilah NAMA-KU untuk selamanya dan pengingatku turun temurun).

Letak persoalannya bukanlah ada atau tidak adanya nama YaHWeH melainkan KETIDAKPERCAYAAN Anda yang mendorong dan menggiring seluruh pernyataan Anda untuk menyangkal data dan fakta tersebut dan membuat pertanyaan aneh.

Tolong jelaskan arti “inilah NAMAKU untuk selama-lamanya dan inilah pengingat-Ku untuk turun temurun” dalam Keluaran 3:15! Nama siapa yang dimaksudkan dalam ayat tersebut?
Kemudian buktikan pada saya bahwa ada nama Allah dalam pengertian Tuhan dalam Kitab TaNaKh Masoretik! Silahkan Anda buka BIBLICA HEBRAICA STURTGARTENSIA, adakah semua huruf Ibrani dalam naskah Masoretik tidak memiliki tanda vokal? Adakah pada nama YHWH tidak ada tanda vokal? Anda yang BERDUSTA!N Atau jangan-jangan Anda yang tidak bisa berbahasa Ibrani?

Albert Rumampuk:

Silahkan cari kata Yahweh, Jehovah, Yehuwah, Jahveh, di naskah ASLI / AUTOGRAPH Perjanjian Lama Ibrani, anda hanya menemukan kata יהוה / YHWH! Kel 3:14 hanya menuliskan “Ehyeh Asyer Ehyeh” dan bukan huruf Y-A-H-W-E-H. Lalu dalam Kel 3:15, kata TUHAN pada ayat itu dalam teks ASLINYA tertulis YHWH dan bukan huruf Y-A-H-W-E-H. Anda mengutip dari Charles C. Ryrie dan Wycliffe? Buat apa? Ingin menipu saya? Ingin tunjukkan DUSTA lagi, agar para pembaca mengakui kehebatan anda ? Anda pikir kami seperti anak sekolah minggu yang bisa dibodoh-bodohi? Yang dimaksud oleh mereka adalah Perjanjian Lama yang sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa, misalnya KJV yang juga menulis Jehovah, terjemahan2 Ibrani (termasuk berbagai KS versi Yahwehisme), dsb.

Jika memang betul huruf Y-A-H-W-E-H itu tercatat pada teks ORIGINAL Perjanjian Lama sebanyak 6000-an kali, yang kemudian disalin dalam manuskrip2 PL, lalu mengapa para teolog / penafsir / ahli sejarah, TAK ADA yang tahu dengan pasti bagaimana mengucapkan 4 huruf mati YHWH itu??? Jadi para pakar Teologia itu salah semua? Hebat!

Perhatikan kutipan dari Jewish Encyclopedia berikut ini:

“The term ‘Tetragrammaton’ apparently arose in contradistinction to the divine names containing respectively twelve and forty-two letters and formed likewise from the letters Y, H, W, H(ib. pp. 137-146); for only thus is the designation intelligible, since Adonai likewise has four letters in Hebrew.”

“The Tetragrammaton is the ancient Israelitish name for God. According to actual count, it occurs 5,410 times in the Bible, being divided among the books as follows: Genesis 153 times, Exodus 364, Leviticus 285, Numbers 387, Deuteronomy 230 (total in Torah 1,419); Joshua 170, Judges 158, Samuel 423, Kings 467, Isaiah 367, Jeremiah 555, Ezekiel 211, Minor Prophets 345 (total in Prophets 2,696); Psalms 645, Proverbs 87, Job 31, Ruth 16, Lamentations 32, Daniel 7, Ezra-Nehemiah 31, Chronicles 446 (total in Hagiographa 1,295).” “In connection with the Tetragrammaton is pointed with the vowels of "Elohim" (which beyond doubt was not pronounced in this combination); it occurs 310 times after , and five times before it (Dalman, "Der Gottesname," etc., p. 91), 227 of these occurrences being in Ezekiel alone. The designation "Yhwh Ẓeba'ot," translated "Lord of Hosts," occurs 260 times, and with the addition of "God" four times more. This designation is met with as follows: Isaiah 65 times, Jeremiah 77, Minor Prophets 103 (Zechariah 52; Malachi 24), Samuel 11, Kings 4; but it does not occur, on the other hand, in the Pentateuch, in Joshua, in Judges, or in the Hagiographa. Adding these 264 occurrences and the 315 just noted to the 5,410 instances of the simple Tetragrammaton, the word "Yhwh" is found to occur 5,989 times in the Bible.”

Dikatakan bahwa 4 huruf mati (Tetragrammaton [bukan huruf Y-A-H-W-E-H]), mucul di Perjanjian Lama sekitar 5989 kali. Sekali lagi saya tekankan: yang ada di teks original PL adalah TETRAGRAMMATON (Y-H-W-H), dan bukan Yahweh, Jehovah, Yehuwah, dsb.

Saya beri beberapa contoh lagi ya, tolong perhatikan:
Yes 30:15, “Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH,Yang Mahakudus, Allah Israel: ‘Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.’ Tetapi kamu enggan”

HEBREW: Mtyba<014>alw<03808>Mktrwbg<01369>hyht<01961>hxjbbw<0985>jqshb<08252>Nweswt<03467>txnw<05183>hbwsb<07729>larvy<03478>swdq<06918>hwhy<03069>ynda<0136>rma<0559>hk<03541>yk<03588> (from Alkitab SABDA)

Yes 64:8- “Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu.”
Teguh Hindarto: “Dalam TaNaKh adalah YHWH (Yahweh) sebagaimana dikatakan ‘we atta YHWH Avinu…’ (Yes 64:8)”.

HEBREW: wnlk<03605>Kdy<03027>hvemw<04639>wnruy<03335>htaw<0859>rmxh<02563>wnxna<0587>hta<0859>wnyba<01>hwhy<03069>htew<06258> (from Alkitab SABDA).

Kata ALLAH dalam Yes 30:15 dan kata TUHAN dalam Yes 64:8, berasal dari kata Ibrani YHWH (יהוה).
The Old Testament Hebrew Lexicon: Strong's Number: 3069 Original Word: יהוה

Lalu perhatikan Kel 3:15- “Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: ‘Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-...Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun’”.
Teks Ibrani:
יהוה אלהי אבתיכם אלהי אברהם אלהי יצחק ואלהי יעקב
שׁלחני אליכם זה־שׁמי לעלם וזה זכרי לדר דר׃ (from Teguh Hindarto)

Kata TUHAN di Kel 3:15 versi LAI, dalam teks Ibrani ditulis יהוה yang hanya terdiri dari 4 huruf mati YHWH. Disitu TAK ADA huruf Y-A-H-W-E-H, karena ORIGINALnya hanya terdiri dari 4 huruf mati YHWH, dari mana anda memunculkan kata YAHWEH dan lalu MENGKLAIM bahwa sebutan itulah yang benar??

Saya prihatin dan mengelus dada atas pernyataan yang memalukan tersebut. Saya memang tak pernah sekolah Teologi dan tak bisa berbahasa Ibrani, tapi dengan modal seperti itu saja, sudah bisa membungkam seorang M.Th!

Mengenai pertanyaan anda ini: “Tolong jelaskan arti “inilah NAMAKU untuk selama-lamanya dan inilah pengingat-Ku untuk turun temurun” dalam Keluaran 3:15! Nama siapa yang dimaksudkan dalam ayat tersebut?”, lalu: “Kemudian buktikan pada saya bahwa ada nama Allah dalam pengertian Tuhan dalam Kitab TaNaKh Masoretik”, merupakan bukti bahwa anda memang Telat Mikir! Hal tersebut sudah saya jelaskan jauh diatas dan anda berulang-ulang menanyakannya lagi, cape dech! Sekalipun demikian, saya akan tetap menjelaskannya lagi dibawah.

Teguh Hindarto:

Anda memang takabur. Baru mengerti sedikit sudah merasa tahu banyak. Bukankah saya sudah jelaskan bahwa dalam BIBLICA HEBRAICA STURTGARTENSIA, huruf-huruf Ibrani tersebut tertulis dengan vokalisasinya (sekalipun vokalisasi yang diberikan kaum Masorah dengan “shewa” dan “patakh” sehingga menghasilkan ucapan “Yehwah” darimana asal usul sebutan “Jehovah”, “Yehuwa”, “Yehohwa”, dll). Dan vokalisasi terkini yang menandai kesepakatan mayoritas diantara para ahli adalah YAHWEH.

Albert Rumampuk:

Klaim anda bahwa kata Y-A-H-W-E-H ada dalam Tanakh / PL itu ada sebelum anda jelaskan tentang BIBLICA HEBRAICA STURTGARTENSIA. Mau berdusta lagi? Lalu pake kutip dari Charles C. Ryrie dan Wycliffe, buat apa? Mau berdusta lagi? Biblia Hebraica Stuttgartensia (BHS), adalah sebuah edisi Teks Masoret dari Alkitab Ibrani yang dilengkapi dengan catatan Masoretic. Ini diterbitkan oleh Deutsche Bibelgesellschaft (Jerman Bible Society) di Stuttgart. Sarjana Alkitab Emanuel Tov mengkritik BHS untuk mengoreksi kesalahan dalam edisi kemudian tanpa memberitahukan pembaca. BHS merupakan revisi dari edisi ketiga dari Biblia Hebraica, diedit oleh Paul Kahle, Alkitab pertama yang dicetak berdasarkan Leningrad Codex. http://en.wikipedia.org/wiki/Biblia_Hebraica_Stuttgartensia

Saya tidak bicara tentang edisi revisi / terjemahan Alkitab tapi pada teks ORIGINAL! Nama Tuhan hanya ditulis יהוה – YHWH. Akui saja pak “M.Th” dan jangan lagi membela diri demi menutupi kemaluan anda, itu justru semakin mempermalukan diri anda sendiri!

Teguh Hindarto:

Anda berkhayal dengan memberikan pernyataan lugu seolah-olah orang Yahudi tidak bisa membaca bahasa Ibrani sekalipun tanpa tanda vokal. Jika kita bisa membaca בראשׁית ברא אלהים את השׁמים ואת הארץ dengan “BERESHIT BARA ELOHIM ET HASHAMAYIM WE ET HAARETS”, lalu bagaimana mungkin Anda berkhayal bahwa untuk 4 huruf mati YHWH “tidak bisa” dan “tidak pasti dibunyikan bagaimana?” Pernyataan yang tidak logis dan dipengaruhi mitos-mitos akademik diseputar nama Yahweh yang diwariskan dari sekolah teologia turun temurun dan diwariskan dalam kotbah turun temurun.

Jika Anda memberikan naskah berbahasa Ibrani tanpa vokalisasi, semua orang Yahudi terpelajar sanggup membacanya. Dan naskah yang tidak menyertakan tanda baca adalah naskah TaNaKh yang di temukan di Qumran di Laut Mati.

Albert Rumampuk:

Jangan SOK memamerkan “kehebatan” anda dalam bahasa Ibrani! Saya tidak bicara tentang kata-kata yang lain selain kata YHWH. Yang lainnya jelas bisa dibaca karena tetap digunakan. Tapi kata YHWH, sudah tak digunakan lagi selama berabad-abad. Lalu bagaimana mungkin setelah itu muncul seorang yang bernama Pdt. Teguh Hindarto dan mengklaim bahwa YAHWEH adalah sebutan yang pasti untuk YHWH?

Teguh Hindarto:

Sejarah membuktikan pula bahwa sekalipun umat “segan menyebut namanya”, nama YHWH , TETAP DITULISKAN hingga selesainya seluruh TaNaKh; bahkan Origen sekitar pertengahan Abad 3 Ms tetap menuliskan YHWH dalam Heksapla selain KURIOS dan KS. Penemuan ini dituangkan dalam buku Giovanni Mercati pada Tahun 1958, pada pada Tahun 1959, P.E. Kahle menerbitkan THE CAIRO GENIZA dimana ditemukan penggunaan nama YHWH dalam Septuaginta. Bahkan sarjana Perjanjian baru terkemuka, Bruce Metzger menerbitkan jurnal dan artikel mengenai penggunaan YHWH dalam naskah Septuaginta.

Beberapa literatur berikut memberikan konfirmasi:
Eerdman’s Bible Dictionary (1979, p.478): “The proniciation Yahweh is indicated by transliterations of the name into Greek in early Chroistian literature, in the form IAOUE (Clement of Alexandria) or IABE (Theodoret, by this time Gk “b” had the pronunciation of “v”)...Strictly speaking, Yahweh is the only name of God. In Genesis wherever the word sem (name) is associated with the divine being that name is YAHWEH”
Prof Anson F. Rainey, seorang Profesor Lingusitik Semitik di Univ Tel Aviv menyatakan dalam Biblical Archaelogy Review (London Papyri, xlvi, p.446-483) sbb: “I mentioned the evidence from Greek Papyri found in Egypt. The best of these is IAUEE”

Albert Rumampuk:

Diatas anda sudah akui bahwa Tanakh tidak menyertai tulisannya dengan tanda baca, sudah sadar ya? Bagus, terima kasih untuk kejujuran anda! Saya ulangi lagi; PL yang ORIGINAL,  hanya menulis nama TUHAN dengan YHWH bukan Yahweh, Yehovah, dsb.

Menurut Clement, kata Yahweh memang bisa ditransliterasi, TETAPI, anehnya Perjanjian Baru tidak melakukannya namun MENGGANTINYA dengan KURIOS! Lagi-lagi anda sudah lancang karena telah mempersalahkan PB!



                                                                      [bersambung]